GAZA (Arrahmah.com) – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas menegaskan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang perluasan kedaulatan Israel di Tepi Barat sangat berbahaya, selain sebagai kebijakan de facto ril yang saat ini, ungkap juru bicara Hamas, Ahad (1/9)
Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanu dalam sebuah pernyataan pers mengatakan pernyataan Netanyahu merupakan pengabdian serius terhadap kebijakan fait accompli dan rasisme yang diadopsi para pemukim Zionis yang bercokol di sana.
Dia menyebut pernyataan pernyataan Netanyahu bertentangan dengan resolusi PBB dan hukum internasional.
Surat kabar Maareb yang melansir pernyataan Netanyahu pada Ahad (1/9/2019) menyebutkan, pihaknya akan memberlakukan kedaulatan Yahudi di permukiman Palestina di Tepi Barat. Ia akan menggusur sejumlah wilayah Palestina di Tepi Barat.
“Apa yang terjadi di Gush Katif (permukiman Palestina yang dikosongkan dari Gaza tahun 2005) tidak akan terjadi lagi. Kami akan memberlakukan kedaulatan penuh di seiap wilayah permukiman Zionis sebagai bagian tak terpisahkan dari negara Israel,” ujar Netanyahu.
(ameera/arrahmah.com)