IDLIB (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad secara sepihak akan menghentikan tembakan di zona “de-eskalasi” di wilayah Idlib pada Sabtu (31/8/2019), kementerian pertahanan Rusia dikutip oleh kantor berita TASS mengatakan pada Jumat (30/8).
Kementerian itu juga mendesak kelompok-kelompok pejuang Suriah di wilayah itu untuk “bergabung dengan gencatan senjata”, menurut kantor berita Interfax.
Seperti diketahui, Rusia telah menjadi pendukung paling kuat rezim Asad dalam beberapa tahun terakhir.
Rezim Asad dan sekutunya Rusia telah meningkatkan ofensif terhadap kubu besar terakhir pejuang Suriah, meningkatkan serangan udara dan mengerahkan bala bantuan darat termasuk milisi Syiah yang didukung Iran, tentara yang membelot dan penduduk setempat mengatakan pada Jumat (30/8).
Bergerak lebih dalam ke wilayah di sepanjang perbatasan Turki, tentara rezim mampu merebut kota Tamaneh setelah sebelumnya menangkap daerah pertanian Khwain, Zarzoor dan Tamanah, ujar penduduk.
Serangan itu telah diperkuat oleh unit pasukan elit dan milisi yang didukung Iran, kata mereka.
“Ada bala bantuan harian yang datang dari milisi Iran, satuan elit Garda Republik dan Divisi Lapis Baja Keempat,” kata Kolonel Mustafa Bakour, seorang komandan kelompok Jaisyul Izza, mengatakan kepada Reuters.
Jet yang terbang di ketinggian menjatuhkan bom di pinggiran kota Idlib, ibukota provinsi yang padat penduduk. Pesawat itu diyakini milik Rusia, menurut aktivis yang melacak aktivitas pesawat tempur.
Sumber-sumber oposisi mengatakan ratusan tentara dari Garda Republik rezim, yang dipimpin oleh saudara Bashar Asad, Maher Asad, telah dikerahkan di garis depan provinsi Idlib selatan. (haninmazaya/arrahmah.com)