NEW DELHI (Arrahmah.com) – Otoritas India telah melarang jamaah Muslim melaksanakan shalat Idul Adha dalam jumlah besar di wilayah Kashmir yang dikontrol India.
India juga telah memblokir saluran komunikasi sambungan telepon rumah, ponsel, internet selama hari ke delapan.
India juga memberlakukan larangan keluar rumah pada jam-jam tertentu di wilayah yang sedang panas sejak New Delhi mencabut otonomi kawasan itu pekan lalu.
Jalan-jalan ditutup dan barikade dipasang di semua tempat penting di kota itu untuk mencegah berkumpulnya massa dalam jumlah besar. Para wartawan juga kesulitan mengakses semua kawasan.
Pihak berwenang telah mengerahkan ribuan pasukan tambahan di kota-kota di seluruh Kashmir sejak pengumuman mendadak pekan lalu bahwa India mencabut kewenangan otonomi di kawasan itu dan memasukannya di bawah kekuasaan langsung New Delhi.
Kehidupan sempat berjalan normal pada akhir pekan ketika berbagai batasan dilonggarkan untuk memungkinkan warga berbelanja keperluan Idul Adha. Tapi pembatasan kembali diterapkan setelah protes-protes kecil pecah pada Ahad (11/8).
Reuters melaporkan, sebagian demonstran membawa spanduk-spanduk bertuliskan, “Selamatkan Pasal 35 A.”
Sebagian besar warga Kashmir khawatir penghapusan Pasal 35 A — aturan hukum yang melarang orang luar memiliki lahan di kawasan itu, akan membanjiri Kashmir dengan orang-orang dari India bagian lain, mengubah demografinya dan melenyapkan “identitas” mereka.”
Pakistan telah menurunkan ikatan diplomatik dan menangguhkan perdagangan dengan India untuk memprotes pencabutan otonomi Kashmir.
Wilayah Kashmir terbagi antara India dan Pakistan. Pakistan menyerukan agar warga Pakistan merayakan Idul Adha engan “carda sederhana” sebagai bentuk solidaritas pada warga Kashmir di kawasan India.
Sangat sedikit informasi independen tentang apa yang terjadi di Kashmir karena adanya pemblokiran komunikasi.
Puluhan ribu pasukan tambahan telah membanjiri kota utama Srinagar dan kota-kota serta desa-desa Kashmir lainnya.
Pekan lalu polisi dilaporkan melepaskan tembakan dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan 10.000 pengunjuk rasa di Srinagar, kota utama di kawasan itu.
Seorang pejabat kementerian dalam negeri India sempat membantah ada protes lebih dari 20 orang. BBC kemudian merilis video yang menunjukkan kerumunan besar massa berbaris di jalan-jalan Srinagar, serta polisi melepaskan tembakan dan menggunakan gas air mata.
(ameera/arrahmah.com)