JAKARTA (Arrahmah.com) – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) berupa pengembangan pendidikan dengan memberikan dana dan bimbingan dalam bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan.
“Program ini lahir sebagai wujud keprihatinan kami dalam upaya membantu anak-anak mustahik untuk tetap bisa melanjutkan belajar sebagai bekal masa depan,” kata Ketua Umum Baznaz Didin Hafidhuddin di Jakarta, Kamis (26/5/2011).
Program tersebut meliputi tiga kegiatan utama yaitu bimbingan belajar, kursus bahasa Inggris serta pelatihan kewirausahaan.
Keberadaan bimbingan belajar saat ini sudah makin dibutuhkan para siswa terkait dengan adanya target untuk mengejar standar nilai tertentu agar bisa lulus sekolah. Adanya lembaga pendidikan seperti bimbingan belajar menjadi salah satu alternatif pilihan guna membantu anak memiliki bekal dalam menghadapi ujian, seperti ujian nasional (UN).
Semetara itu, kursus bahasa Inggris dan pelatihan kewirausahaan, bertujuan untuk mempersiapkan agar siswa menjadi individu yang mandiri, mengingat selama ini kursus umumnya hanya dapat dinikmati siswa dari keluarga mampu saja.
“Semua program dilaksanakan sebagai komitmen bidang pendidikan Baznas yang ingin turut serta membantu pemerintah mewujudkan tujuan nasional dibidang pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” Ungkap Didin saat acara peluncuran program tersebut serta launching portal beasiswa www.beasiswaterpadu.com, yang dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal.
Seperti yang ditulis AntaraNews, Didin juga menjelaskan keberadaan portal beasiswa adalah merupakan pusat database pelajar mustahik di seluruh daerah Indonesia, dimana para donatur dapat melihat profil pelajar dari SD hingga SMA bahkan mahasiswa calon peneriman beasiswa dan dapat memilih pelajar mana yang akan diberikan donasi.
Dengan adanya portal beasiswa ini, diharapkan dapat mempermudah para donatur yang ingin berdonasi kepada anak-anak kurang mampu.
Fasli Djalal mengatakan adanya program Baznas tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya untuk menghilangkan anak putus sekolah, khususnya dalam program sembilan tahun. Jumlah anak putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan masih cukup tinggi.
Sebanyak 450 ribu anak setiap tahun putus sekolah dan hanya mampu mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sementara 200 ribu anak setiap tahun hanya mampu sekolah hingga SMP. (rasularasy/arrahmah.com)