XINJIANG (Arrahmah.com) – Seorang narapidana yang muncul dalam video yang diunggah oleh BBC pada bulan Juni lalu telah diidentifikasi sebagai mantan pejabat budaya dari prefektur Kashgar.
Dalam video tersebut tampak orang-orang Uighur sedang bernyanyi dan menari, dan “keterampilan belajar,” sebagai bagian dari upaya pihak berwenang untuk mempromosikan narasi Beijing bahwa kamp-kamp tersebut sebenarnya adalah “sekolah asrama” yang menyediakan pelatihan kejuruan dan melindungi negara dari terorisme.
Seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan kepada RFA pada Senin (29/7/2019) bahwa pria dalam video yang tampak sedang belajar di sebuah kamp di kota yang dikenal sebagai Sekolah Menengah No. 4 adalah teman sekelasnya di sekolah dasar bernama Akber Ebeydulla, di mana sebelum penahanannya ia bekerja sebagai pejabat di Departemen Warisan Budaya Kashgar.
Lebih lanjut, narasumber tersebut mengatakan bahwa Ebeydulla adalah lulusan universitas dan peneliti sejarah yang fasih dalam menggunakan bahasa Mandarin Cina dan Inggris, sehingga tidak memerlukan “pelatihan kejuruan”. Ebeydulla, yang telah menerima banyak penghargaan untuk karyanya di tingkat prefektur dan regional, diduga ditahan karena ia terlalu “bangga” ketika menjelaskan warisan budaya Uighur kepada orang asing dan sehingga dianggap “merugikan negara”, kata narasumber menjelaskan.
Koresponden RFA kemudian menghubungi seorang anggota staf di Departemen Warisan Budaya Kashgar. Staf tersebut mengatakan bahwa Ebeydulla bekerja di sana, tetapi ia telah dibawa ke kamp interniran.
Saat koreponden RFA menanayakan lebih lanjut apakah Ebeydullah telah dbebaskan, staf tersebut menjawab “tidak”.
Koresponden RFA juga menghubungi Kantor Polisi Nangan Kashgar, yang memiliki yurisdiksi atas Distrik Perumahan Pegawai Negeri Sipil Kuyashnur tempat Ebeydulla tinggal bersama istri dan dua anaknya.
Seorang petugas di stasiun mengatakan bahwa Ebeydulla telah “diambil pada awal 2017,” tetapi mengatakan dia tidak yakin mengapa dia ditahan.
“Dia dicurigai melakukan pelanggaran di tempat kerja, kemudian dibawa pergi dari rumahnya,” kata petugas itu.
Ebeydulla adalah salah satu dari banyak profesional dan intelektual Uighur yang telah diidentifikasi sebagai tahanan di kamp-kamp interniran XUAR, kenyataan itu bertentangan dengan klaim oleh pihak berwenang bahwa mereka yang ditahan di fasilitas itu membutuhkan “pelatihan kejuruan”.
Ia juga salah satu dari banyak orang Uighur yang telah diidentifikasi melalui foto atau video yang diproduksi oleh pemerintah atau media resmi sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat dalih Beijing atas kebijakannya di wilayah tersebut.
Pekan lalu, seorang narasumber juga menghubungi RFA, dia mengatakan bahwa seorang Uighur bernama Rejepniyaz Hebibulla, yang digambarkan dalam sebuah video oleh media resmi Tiongkok sebagai contoh sukses dari “pelatihan kejuruan” di XUAR, adalah seorang arsitek yang memiliki pekerjaan yang mapan sebelum dia ditahan. (rafa/arrahmah.com)