TRIPOLI (Arrahmah.com) – Serangan udara oleh pasukan yang setia kepada komandan militer Khalifa Haftar di dekat ibu kota Libya menewaskan lima dokter, ujar pernyataan pemerintah yang diakui PBB (GNA) pada Ahad (28/7/2019).
“Rumah sakit lapangan yang terletak di jalan bandara [Tripoli selatan] dilanda serangan udara,” kata juru bicara kementerian kesehatan Lamine Al-Hashemi, seperti dilansir Al Jazeera.
“Lima dokter tewas dan tujuh orang lainnya, termasuk tim penyelamat, terluka” dalam serangan hari Sabtu (27/7) yang menurut Al-Hashemi dilakukan oleh “pesawat perang Haftar”.
Jenderal tersebut, yang pasukannya dilaporkan menikmati dukungan Perancis, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Rusia, melancarkan serangan pada awal April untuk merebut kendali Tripoli.
Pasukan Pro-GNA dan pasukan Haftar menemui jalan buntu di pinggiran ibu kota, dengan kedua belah pihak melakukan serangan udara dalam beberapa hari terakhir.
Tidak ada konfirmasi atau penolakan tanggung jawab langsung dari pasukan Haftar.
“Sejak awal kampanye Haftar pada bulan April, fasilitas medis, termasuk rumah sakit lapangan dan ambulans, telah rentan,” kata Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera, melaporkan dari lokasi ledakan di dekat Tripoli.
“Para pekerja medis menunjukkan kepada kami sisa-sisa roket berpemandu yang menghantam fasilitas itu. Mereka mengatakan bahwa itu kemungkinan besar diluncurkan dari sebuah drone. Kami memahami bahwa drone Emirat telah mendukung pasukan Haftar sejak awal pertempuran.”
Serangan hari Sabtu adalah yang ketiga yang menargetkan rumah sakit di selatan Tripoli.
Pada 16 Juli, tiga dokter dan seorang paramedis terluka dalam serangan udara di Rumah Sakit Swani di dekat ibukota, yang menjadi sasaran untuk kedua kalinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali meminta kedua belah pihak dalam konflik untuk menyelamatkan personel medis, klinik dan rumah sakit.
Pertempuran sejak April telah menewaskan hampir 1.100 orang dan melukai lebih dari 5.750, menurut WHO. Lebih dari 100.000 warga sipil telah meninggalkan rumah mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)