KOLOMBO (Arrahmah.com) – Bom Paskah di Sri Lanka yang menewaskan 258 orang yang diklaim oleh ‘Islamis’ setempat yang mendapat inspirasi dari tetapi tidak terkait dengan kelompok Negara Islam, seorang penyelidik terkemuka mengatakan pada Rabu (24/7/2019).
Ravi Seneviratne, kepala Departemen Investigasi Kriminal, mengatakan pelaku bom bunuh diri yang menargetkan tiga gereja dan tiga hotel tidak memiliki hubungan langsung dengan kelompok asing.
“Mereka mengikuti ideologi IS, tetapi investigasi kami belum menunjukkan hubungan di antara mereka,” kata Seneviratne kepada panel parlemen yang menyelidiki penyimpangan keamanan dan intelijen yang mengarah pada pemboman 21 April.
Dia mencatat bahwa sisa-sisa kelompok lokal yang diidentifikasi sebagai Jama’ah Tauhid Nasional (NTJ) telah membujuk IS untuk mengklaim serangan itu dua hari setelah peristiwa mematikan di Sri Lanka.
Pemimpin NTJ Zahran Hashim telah membuat video dengan rekan-rekannya pelaku bom bunuh diri yang berjanji setia kepada pemimpin IS Abu Bakar Al-Bagdadi. Video ini dirilis oleh IS dua hari kemudian.
No IS link to Sri Lanka Easter attacks: investigator https://t.co/cOw2KEOsai
— Irzhad Ahamed (@ahamedirzhad) July 25, 2019
Dalam lima hari serangan, polisi menggerebek lokasi di mana NTJ merekam video dan memulihkan bendera IS yang mereka gunakan sebagai latar belakang.
NTJ juga menggunakan jenis bahan peledak yang sama dengan IS yang diketahui digunakan dalam serangannya.
After President #Sirisena claimed that #SriLanka #EasterAttacks were the work of international drug dealers, top investigator said no link was found between the bombers and #ISIS. https://t.co/ncTdDNumCn
— Asia Times (@asiatimesonline) July 25, 2019
Menurut sejumlah media, Sri Lanka diberi tahu tentang serangan yang akan datang oleh otoritas India berdasarkan informasi dari seorang ‘ekstremis’ Islam dalam tahanan mereka.
Kepala polisi Sri Lanka Pujith Jayasundara dan birokrat kementerian pertahanan Hemasiri Fernando saat ini menghadapi dakwaan kriminal atas tuduhan kelalaian mereka untuk mencegah serangan.
Beberapa operasi NTJ diketahui telah melakukan perjalanan ke India untuk bertemu dengan anggotanya di sana, menurut militer Sri Lanka.
Mereka mengatakan bahwa NTJ mungkin telah menerima keahlian asing dalam merakit bom yang mengandung triacetone triperoxide, atau TATP.
Penyelidik lain, Shani Abeysekara, mengatakan kepada panel parlemen yang sama pada Rabu (24/7) bahwa CID telah menemukan 105 kilogram bahan peledak dari tempat persembunyian NTJ awal tahun ini.
“Jika bukan karena penemuan ini, mereka akan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan,” kata Abeysekara menambahkan bahwa mereka sudah menyelidiki NTJ ketika serangan terjadi.
Sementara itu, Presiden Maithripala Sirisena mengatakan serangan itu adalah pekerjaan pengedar narkoba internasional untuk menyabotase gerakan anti-narkotika. (Althaf/arrahmah.com)