ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Agen mata-mata utama Pakistan memberi AS petunjuk yang membantu mereka menemukan dan membunuh pemimpin Al-Qaeda, Syaikh Usamah bin Laden, tukas Perdana Menteri, Imran Khan, pada Senin (22/7/2019).
Pakistan sampai sekarang secara resmi membantah memiliki pengetahuan tentang Syaikh Usamah sampai ia ditembak mati dalam serangan malam hari oleh pasukan khusus AS pada 2 Mei 2011, sebuah insiden yang diklaim mempermalukan negeri tersebut dan menyebabkan hubungan antara kedua negara menurun drastis.
Khan, yang mengunjungi Washington dalam perjalanan resmi pertamanya, membuat klaimnya dalam sebuah wawancara dengan Fox News ketika dia ditanya apakah negaranya akan membebaskan seorang dokter yang dipenjara atas upaya imunisasi palsu demi membantu AS melacak dan membunuh Syaikh Usamah bin Laden pada 2011.
“Ini adalah masalah yang sangat emosional, karena Shakeel Afridi di Pakistan dianggap sebagai mata-mata,” katanya kepada pembawa acara Bret Baier, merujuk pada sang dokter.
“Kami di Pakistan selalu merasa bahwa kami adalah sekutu AS dan jika kami diberi informasi tentang Osama bin Laden, kami seharusnya membawanya keluar.”
Baier kemudian bertanya apakah Khan memahami skeptisisme di sekitar badan Intelijen Layanan Inter (ISI) karena membocorkan informasi penting, yang dijawab Khan:
“Namun ISI yang memberikan informasi yang mengarah ke lokasi Osama bin Laden.”
“Jika Anda bertanya pada CIA, ISI yang memberikan lokasi awal melalui koneksi telepon.”
Tidak segera jelas apa yang dimaksud Khan dan dia tidak memberikan detail lebih lanjut.
Meskipun Pakistan secara resmi menyangkal mengetahui bahwa Syaikh Usamah bin Laden tinggal di wilayahnya, Asad Durrani, mantan spymaster, mengatakan kepada Al Jazeera pada 2015 bahwa ISI mungkin tahu di mana dia bersembunyi dan berharap untuk menggunakannya sebagai alat tawar-menawar sebelum dia dibunuh.
Syaikh Usamah, yang dituduh mendalangi serangan 11 September dilacak setelah perburuannya 10 tahun ke Abbottabad, sebuah kota garnisun di utara Islamabad di mana akademi militer Pakistan bermarkas, memicu tuduhan bahwa pihak berwenang berkolusi dengan kelompok ‘teror’ tersebut.
Sebuah laporan pemerintah Pakistan yang bocor pada 2013 mengatakan bahwa Syaikh Usamah bin Laden tiba di Pakistan pada musim semi atau musim panas 2002 – setelah invasi yang dipimpin AS di Afghanistan pada tahun 2001 – dan menetap di Abbottabad pada Agustus 2005.
Laporan itu, yang mencetuskan istilah “governance implosion syndrome” untuk menjelaskan sejauh mana kegagalan resmi untuk mendeteksinya.
Dua mantan pejabat senior militer Pakistan mengatakan kepada AFP pada 2015 bahwa seorang pembelot dari intelijen Pakistan membantu AS dalam perburuan Syaikh Usamah bin Laden, tetapi membantah bahwa kedua negara telah secara resmi bekerja bersama. (Althaf/arrahmah.com)