SANA’A (Arrahmah.com) – Teroris Syiah Houtsi telah merekrut lebih dari 30.000 tentara anak sejak perang meletus di negara itu, kata seorang pejabat pemerintah, pada Rabu (10/7/2019).
Houtsi mengirim mereka ke zona konflik dan reservasi militer tanpa pelatihan apa pun, Menteri Hak Asasi Manusia Mohamed Askar mengatakan kepada Anadolu Agency.
Askar menggambarkan situasi di mana tentara anak-anak dikirim ke daerah konflik dan dicegah untuk pergi ke sekolah sebagai “bom waktu”.
Dia menekankan bahwa pemberian bantuan kemanusiaan oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah ditangguhkan sebagian karena penjarahan oleh Houtsi di ibukota, Sanaa, sejak 21 Juni.
Menyatakan bahwa lebih dari 850.000 orang akan terkena dampak penangguhan tersebut, ia menambahkan bahwa Houtsi menggunakan bantuan itu untuk keperluan militer.
Yaman telah dilanda oleh kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houtsi menguasai sebagian besar negara, termasuk Sana’a. Krisis meningkat pada tahun 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang menghancurkan yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houtsi.
Sejak itu, puluhan ribu warga Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik itu sementara 14 juta lainnya berisiko kelaparan, menurut PBB.
Menurut angka-angka PBB, Yaman menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 10 juta orang terdorong ke ambang kelaparan. Lebih dari 22 juta orang di Yaman sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.
(fath/arrahmah.com)