KHARTOUM (Arrahmah.com) – Seorang jenderal Sudan berjanji pada Ahad (16/6/2019) untuk mengirim orang-orang yang melakukan penumpasan mematikan terhadap para pengunjuk rasa awal bulan ini yang menewaskan puluhan dan menyebabkan ratusan lainnya terluka, ke “tiang gantungan”.
“Kami bekerja keras untuk membawa mereka yang melakukan ini ke tiang gantungan,” Mohamed Hamdan Dagalo, wakil kepala dewan militer yang berkuasa mengatakan dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi pemerintah, seperti dilansir AFP.
“Siapa pun yang melakukan kesalahan akan bertanggung jawab,” Dagalo menambahkan.
Ribuan pengunjuk rasa yang telah berkemah di luar markas militer Khartoum selama berminggu-minggu dibubarkan dengan kekerasan oleh para pria bersenjata dalam seragam militer pada 3 Juni, menurut saksi mata.
Ribuan pengunjuk rasa yang telah berkemah di luar markas militer di Khartoum selama berminggu-minggu, dibubarkan dengan kekerasan oleh para pria bersenjata yang mengenakan seragam militer pada 3 Juni, menurut saksi mata.
Lebih dari 100 orang terbunuh pada hari itu di Khartoum, menurut para dokter yang terkait dengan gerakan protes, sementara kementerian kesehatan menyebutkan jumlah korban jiwa secara nasional adalah 61 orang.
Pada Kamis, juru bicara dewan militer Jenderal Shamseddine Kabbashi menyatakan “penyesalan” atas tindakan keras tersebut.
Namun dewan menegaskan tidak memerintahkan pembubaran, dengan mengatakan pihaknya sebenarnya telah merencanakan untuk membersihkan daerah dekat kamp protes tempat orang-orang yang diklaim menjual narkoba.
“Perencanaan operasi Kolombia (wilayah) dilakukan oleh pihak militer dan keamanan,” kata dewan itu dalam sebuah pernyataan Sabtu malam.
“Kami jamin bahwa dewan tertarik untuk menyelidiki fakta demi fakta melalui komite investigasinya.”
Brigadir Abderrahim Badreddine, juru bicara komite investigasi, mengatakan temuan awal menunjukkan “perwira dan tentara dari pangkat yang berbeda dari pasukan reguler memasuki aksi duduk tanpa ada perintah dari atasan mereka.”
“Mereka bukan bagian dari pasukan yang diperintahkan untuk membersihkan Kolombia,” katanya kepada televisi pemerintah.
Tindakan keras itu telah memicu kecaman internasional, dengan Amerika Serikat dan negara lainnya menyerukan penyelidikan independen atas pembunuhan itu. (haninmazaya/arrahmah.com)