DENPASAR (Arrahmah.com) – Berdasarkan data secara komulatif hingga akhir Maret 2011, sebanyak 29 warga negara asing yang berasal dari 12 negara yang diketahui sebagai penderita HIV/AIDS kini berada di Pulau Dewata, sehingga kehadiran mereka perlu diwaspadai, jangan sampai menularkan virus mematikan tersebut.
Demikian yang dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Suteja didampingi Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dr Ketut Subrata di Denpasar, Sabtu (21/5/2011).
Ia mengatakan, warga negara asing penderita HIV/AIDS itu terbanyak berasal dari Belanda enam orang, menyusul Amerika Serikat lima orang, Timor Leste empat orang dan Perancis tiga orang serta Italia, Kanada dan Swis masing-masing dua orang.
Selain itu juga tercatat dari Australia, Eropa, Spanyol, Jepang dan Irlandia masing-masing seorang. Warga negara asing penderita AIDS yang terdata di Bali sebanyak 15 orang itu terdiri atas laki-laki sebelas orang dan perempuan tiga orang.
Nyoman Suteja menambahkan, penderita HIV tercatat 14 orang terdiri atas laki-laki 12 orang dan dan perempuan tiga orang. Ke-29 warga negara asing itu merupakan bagian dari keseluruhan penderita HIV/AIDS di Bali 4.314 kasus yang terdiri atas AIDS 2.148 penderita (laki-laki 1.692 orang dan perempuan 456 orang.
Sedangkan penderita HIV 2.166 orang yang terdiri atas laki-laki 1.262 orang dan perempuan 904 orang.
Tidak hanya itu, yang lebih mengkhawatirkan jumlah penderita HIV/AIDS di Bali terus meningkat, dan terlebih lagi penyakit tersebut kini telah menjangkau daerah pedesaan.
“Bali dari segi jumlah penderita menempati urutan kelima tingkat nasional setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Papua dan DKI Jakarta. Namun dari segi revalensi penderita HIV/AIDS di Bali menempati peringkat kedua tingkat nasional setelah Provinsi Papua, ” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Suteja didampingi Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dr Ketut Subrata di Denpasar, Kamis (19/5).
“Revalensi adalah perbandingan kasus yang terjadi dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut,” ujar Nyoman Suteja.
Seperti yang ditulis Antara, penderita HIV/AIDS secara komulatif di Bali hingga Maret 2011 mencapai 4.314 kasus, 381 orang di antaranya meninggal dunia. Kota Denpasar menempati peringkat pertama dengan 1.931 kasus, di antaranya 171 orang meninggal atau persentasenya mencapai 44,76 persen.
Kabupaten Buleleng dengan 941 kasus, 53 orang di antaranya meninggal dunia atau 21,81 persen dan Kabupaten Badung pada peringkat ketiga dengan 708 kasus, 67 orang di antaranya meninggal atau 16,41 persen.
Selain itu Kabupaten Jembrana dengan 75 kasus, 17 orang di antaranya meninggal (1,74 persen), Tabanan 237 kasus, 27 orang di antaranya meninggal (5,49 persen) dan Gianyar dengan 200 kasus, 24 orang di antaranya meninggal (4,54 persen).
Sementara di Kabupaten Bangli penderita HIV/AIDS tercatat 50 kasus, tujuh di antaranya meninggal (1,16 persen), Klungkung 58 kasus, tujuh di antaranya meninggal (1,34 persen) dan Kabupaten Karangasem 114 kasus, delapan di antaranya meninggal (2,84 persen).
Dengan demikian perkembangan penyakit HIV/AIDS di Bali sangat pesat yang perlu mendapat perhatian dan penanganan dari semua pihak, khususnya masyarakat dari semua lapisan untuk menghindari perbuatan yang beresiko tinggi, harap Nyoman Suteja.
Penderita HIV/AIDS secara komulatif di Bali hingga Maret 2011 mencapai 4.314 kasus, 381 orang diantaranya meninggal dunia, termasuk warga negara Belanda, penderita AIDS yang meninggal dalam liburannya di Bali tahun 1987, tutur Nyoman Suteja. (rasularasy/arrahmah.com)