LONDON (Arrahmah.com) – Kaum Muslimin Inggris kembali menggelar acara penting, sebuah demonstrasi bertajuk “Wanted by The Shariah Court for The Crimes Against Muslim”, hari Selasa (24/05/2011). Demonstrasi akan digelar di depan halaman PM Inggris, yakni di 10 Downing Street, pukul 11 AM – 2 PM. Demonstrasi ‘mencari’ para kriminal seperti Obama ini diorganisir oleh Pengadilan Shariah Internasional. Allahu Akbar!
Mulai Obama hingga Sarkozy
Kaum Muslimin Inggris yang tergabung di bawah Pengadilan Shariah Internasional, rencananya akan menggelar sebuah demonstrasi untuk mencari dan mengadili para kriminal, atas kejahatan mereka terhadap kaum Muslimin.
Dalam poster yang disebarkan secara on line, terdapat 13 nama para kriminal, termasuk presiden AS, Barack Obama yang diburu (wanted) oleh Pengadilan Shariah Internasional, akibat kejahatan mereka terhadap kaum Muslimin. Nama-nama lainnya adalah : David Cameron (PM Inggris), Nicolas Sarkozy (Presiden Perancis), Silvio Berlusconi (PM Italia), George W Bush (Mantan Presiden AS), Tony Blair (Mantan PM Inggris), Gordon Brown (Mantan PM Inggris), Benyamin Netanyahu (Mantan PM Israel), Dick Cheney (Mantan Wakil Presiden AS), Condoleeza Rice (Mantan Sekretaris Negara AS), General Petraues (Komandan AS di Afghanistan), Donald Rumsfels (Mantan Menteri Pertahanan AS), dan yang terakhir adalah Hillary Clinton (Menteri Luar Negeri AS).
Dari Afghanistan hingga Palestina
Dalam selebaran on line berbentuk PDF, Pengadilan Shariah Internasional melengkapi data kekejaman dan kriminalitas yang dilakukan oleh Obama dan sekutu-sekutunya tersebut kepada kaum Muslimin, dari mulai Afghanistan hingga Palestina.
Di Afghanistan, para penjahat ini membunuh ratusan ribu kaum Muslimin, memperkosa, menangkap dan menahan mereka, serta sekian lainnya hilang begitu saja. Kaum Muslimin yang tidak berdosa ditangkap dan ditahan, disiksa untuk mendapatkan pengakuan dari mereka dan lalu mengirim mereka ke camp Guantanamo. Di penjara tersebut mereka ditahan lebih dari 9 tahun menunggu untuk diadili oleh pengadilan militer.
Sementara itu, pemerintahan boneka Karzai melakukan tawar menawar dengan para penjahat ini untuk menerapkan hokum kufur dan untuk membinasakan setiap jejak syariat Islam di Afghanistan.
Di Irak, sejak awal perang mereka telah membunuh sekitar 600.000 kaum Muslimin. Mereka juga berusaha mempermalukan Islam dan umat Islam, dimana mereka melakukan penyiksaan biadab di penjara Abu Ghraib, terutama dengan penyiksaan seksual yang hingga kini takkan terlupakan dari benak kaum Muslimin.
Di Irak, perempuan Muslim diambil dan diperkosa berulang kali oleh penjaga AS, yang bergiliran memperkosa saudari Muslimah kita berkali-kali selama sehari. Penderitaan demi penderitaan tak terperi terjadi, para istri telah dibuat menjadi janda, anak-anak dibuat menjadi yatim piatu, kehidupan keluarga terkoyak oleh AS sang pembunuh.
Di Palestina, Sejak pendiriannya Amerika Serikat telah menjadi ayah pengganti negara Nazi Israel, dan penyedia terbesar bantuan militer untuk itu. Karena pendudukan Palestina pada tahun 1947, negara Israel dengan bantuan Amerika Serikat telah membunuh, memperkosa, menyiksa, dan menculik ratusan ribu kaum Muslimin.
Kaum Muslimin terus-menerus hidup dalam keadaan takut di tanah air mereka sendiri di bawah hegemoni rezim pembunuh Israel. Bantuan militer yang diberikan oleh Amerika Serikat telah digunakan untuk menekan umat Islam dalam perjuangan mereka untuk membebaskan tanah Palestina dari orang Yahudi.
Para kriminal yang dicari oleh Pengadilan Shariah Internasional, atas kejahatan mereka kepada kaum Muslimin, juga atas bantuan mereka kepada rezim-rezim murtad. Sejak runtuhnya Khilafah pada tahun 1924 yang mengakibatkan terpecah belahnya Islam menjadi banyak negara sekuler murtad.
Amerika Serikat telah banyak berinvestasi dalam menjaga kepentingannya di wilayah tersebut dan menopang serta mendukung kediktatoran di negara-negara Muslim agar mereka dapat menekan kaum Muslimin yang bermaksud menerapkan Syariat Islam.
AS telah menggunakan rezim-rezim murtad ini, memberikan mereka bantuan, baik militer dan keuangan yang akhirnya membuat mereka layaknya pelacur yang tunduk hanya kepada kepentingan AS dan rela untuk mengorbankan yang lain, terutama kaum Muslimin.
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/alm/arrahmah.com)