ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan berencana untuk mengambil kendali jaringan lebih dari 30.000 madrasah sebagai bagian dari upaya untuk “mengarusutamakan” sekolah-sekolah Islam dengan membawa mereka di bawah kendali negara, kata jurubicara militer, Senin (29/4/2019).
Memodernisasi pendidikan madrasah dinilai sebagai masalah pelik di Pakistan, negara Muslim “konservatif” di mana sekolah-sekolah agama sering disalahkan karena radikalisasi para pelajarnya tetapi merupakan satu-satunya pendidikan yang tersedia bagi jutaan anak miskin.
Pemerintah baru Pakistan, yang menghadapi tekanan dari kekuatan global untuk bertindak terhadap kelompok-kelompok “militan” yang melakukan serangan di India dan Afghanistan, telah menjanjikan reformasi besar dan Perdana Menteri Imran Khan telah berjanji bahwa negaranya tidak akan lagi mentolerir kelompok seperti itu beroperasi di wilayahnya.
Para pengkritik sistem pendidikan madrasah mengatakan bahwa anak-anak yang bersekolah di sana, di mana mereka menghabiskan sebagian besar hari menghafal Al-Qur’an, sering tidak memiliki perlengkapan untuk ‘mencapai’ dunia modern.
“Pemerintah Pakistan … telah memutuskan bahwa madrasah-madrasah ini akan diarusutamakan,” kata juru bicara militer, Jenderal Asif Ghafoor, kepada wartawan di markas militer di kota garnisun Rawalpindi.
“Pendidikan Islam akan terus diberikan tetapi tidak akan ada pidato kebencian,” Ghafoor menambahkan, mengatakan bahwa sekolah-sekolah agama akan datang di bawah bidang pelayanan pendidikan dan memasukkan mata pelajaran lain ke dalam silabus mereka.
Ghafoor melanjutkan bahwa Pakistan akan mendanai madrasah dengan mengalihkan anggaran operasi keamanan anti-terorisme, yang kurang diperlukan karena serangan “militan” telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Pakistan telah bersemangat untuk menunjukkan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok yang di masa lalu melakukan serangan di negara tetangganya, Afghanistan dan India.
Bulan lalu, pemerintah mengumumkan telah mengambil kendali atas 182 sekolah agama dan menahan lebih dari 100 orang.
“Manfaatnya adalah ketika anak-anak tumbuh dan meninggalkan lembaga-lembaga ini, mereka akan memiliki peluang karier yang sama dengan yang dimiliki oleh sekolah swasta,” kata Ghafoor.
“Kami ingin mengakhiri kekerasan ekstremisme di Pakistan dan itu hanya akan terjadi ketika anak-anak kami memiliki pendidikan dan peluang yang sama.”
Dia menambahkan bahwa undang-undang madrasah akan dipresentasikan di parlemen dalam satu bulan dan itu akan diikuti oleh silabus final, pengangkatan guru, serta alokasi keuangan. (Althaf/arrahmah.com)