DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sebuah perusahaan Rusia akan mengambil alih pelabuhan terbesar Suriah selama 49 tahun dan menginvestasikan $ 500 juta untuk mengembangkannya, kata menteri transportasi Suriah di Damaskus, Kamis (25/4/2019).
Kesepakatan akan ditandatangani untuk “manajemen, perluasan dan operasi” pelabuhan Tartus dengan perusahaan Rusia, Stroytransgaz, ungkap Ali Hammoud seperti dikutip surat kabar pro-pemerintah, Al-Watan.
“Panjang kontrak – 49 tahun – diputuskan setelah studi kelayakan sehingga kedua belah pihak dapat menuai manfaat,” lanjutnya.
Rusia telah menjadi sekutu utama rezim Bashar Asad dalam perang saudara delapan tahun di Suriah, memberikannya dukungan militer yang signifikan.
Sang menteri pada Selasa (23/4) mengatakan kepada televisi pemerintah Suriah bahwa pelabuhan itu, yang mulai beroperasi pada 1960-an, tidak cukup layak untuk memungkinkan kapal-kapal besar merapat.
“Tartus adalah pelabuhan tua dengan jarak dermaga antara empat dan 13 meter,” katanya.
“Fasilitas saat ini tidak cocok untuk kapal yang lebih berat dari 30-35 ton dan kami perlu mencoba memastikan dermaga yang sangat dalam untuk mengakomodasi kargo hingga 100 ton,” tambahnya.
Pekerjaan ekspansi diharapkan akan meningkatkan kapasitas pelabuhan Mediterania timur ini dari 4 juta menjadi 38 juta ton per tahun, kata Hammoud.
Dia mengatakan kepada Al-Watan bahwa proyek itu akan membantu mengurangi beban sanksi internasional terhadap rezim Damaskus sejak dimulainya perang tahun 2011.
Pada Sabtu pekan lalu, media Rusia mengutip Wakil Perdana Menterinya, Yury Borisov, yang mengatakan kesepakatan untuk pelabuhan sedang dikerjakan.
“Kami berharap kesepakatan itu akan ditandatangani dalam waktu seminggu,” kata kantor berita Rusia, RIA Novosti, mengutipnya setelah bertemu Asad di Damaskus.
Didukung oleh kekuatan udara Rusia sejak 2015, Asad telah membuat keuntungan besar militer melawan pemberontak dan jihadis, dan rezim ini sekarang memegang hingga 60 persen dari negara itu.
Bahkan selama perang, perusahaan-perusahaan Rusia telah berinvestasi di sektor minyak, gas, dan pertambangan Suriah dan memenangkan kontrak untuk membangun pabrik tepung dan stasiun pompa air. (Althaf/arrahmah.com)