DHAKA (Arrahmah.com) – Cucu pemimpin Liga Awami, Sheikh Fazlul Karim Selim, Zayan Chowdhary, yang sebelumnya dilaporkan hilang setelah pemboman di Sri Lanka, telah meninggal.
Bocah lelaki berusia delapan setengah tahun itu sedang sarapan bersama ayahnya, Moshiul Haque Chowdhary Prince di sebuah restoran di lantai dasar sebuah hotel di Kolombo yang diserang bersama dengan beberapa hotel dan gereja lain selama perayaan Paskah, kemarin (21/4/2019).
Prince, menantu Sheikh Selim, juga terluka dan dirawat di rumah sakit, menurut Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, yang juga merupakan kerabat Selim.
Adik Zayan, Zohan Chowdhary, dan ibunya Sheikh Amina Sultana Sonia berada di kamar hotel selama ledakan. Keluarga itu pergi ke Sri Lanka untuk berlibur.
Berbicara kepada ekspatriat Bangladesh di Brunei, Hasina mendesak mereka untuk berdoa bagi keluarga yang sedang berduka.
“Putri, menantu, dan dua anak Sheikh Selim ada di Sri Lanka. Menantu, Prince, terluka ketika restoran itu dibom. Dia dirawat di rumah sakit sementara tidak ada kabar anak lelakinya yang berusia delapan setengah tahun.”
“Tolong doakan agar mereka kembali dengan selamat,” pinta Hasina.
Kemudian di malam hari (21/4), Imrul Kayes, seorang asisten Selim, mengatakan kepada bdnews24.com bahwa bocah itu ditemukan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis sementara Prince telah melewati masa kritisnya.
Kerabat Selim, Sheikh Olidur Rahman Hira, kemudian mengkonfirmasi berita kematian Zayan.
Istri Selim dan putra bungsunya Sheikh Fazle Nayeem mulai ke Kolombo pada sore hari, kata Kayes.
Sheikh Fazle Fahim, putra Selim yang lain, juga segera terbang ke Sri Lanka dari Brunei, di mana ia menemani Hasina.
Selim berada di rumahnya di Dhaka dan banyak pemimpin Liga Awami, partai Sheikh Hasina yang berkuasa, datang untuk menghiburnya, kata Kayes.
Sedikitnya 207 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya cedera dalam pemboman itu, serangan besar pertama di pulau Samudra Hindia sejak berakhirnya perang saudara 10 tahun lalu.
Tujuh orang ditangkap dan tiga petugas polisi tewas dalam serangan pasukan keamanan di sebuah rumah di ibukota Sri Lanka beberapa jam setelah ruam serangan, yang menurut beberapa pejabat adalah bom bunuh diri.
Pemerintah mengumumkan jam malam di Kolombo dan memblokir akses ke media sosial dan situs perpesanan, termasuk Facebook dan WhatsApp. (Althaf/arrahmah.com)