TEHERAN (Arrahmah.com) – Banjir di Iran telah menewaskan 76 orang dan menyebabkan kerusakan yang membuat kerugian lebih dari 2,2 milyar USD dalam beberapa pekan terakhir, dengan peringatan banjir masih diberlakukan di berbagai wilayah di negara itu.
Enam orang lagi dipastikan tewas di selatan negara itu, menurut angka baru yang diterbitkan pada Ahad (14/4/2019), lansir Al Jazeera.
“Dengan kematian lima orang di provinsi Khuzestan dan satu orang lagi di provinsi Ilam, jumlah korban tewas kini mencapai 76 sejak 19 Maret,” sebuah pernyataan oleh otoritas mengatakan.
Dua provinsi di barat daya adalah yang terbaru dilanda banjir yang pertama kali melanda timur laut negara yang biasanya gersang, memaksa ratusan ribu orang untuk mengungsi dari kota dan desa.
Para pejabat kembali mengeluarkan peringatan banjir untuk Iran timur, dengan hujan lebat yang dimulai sejak Sabtu (13/4) dan diperkirakan akan terus berlanjut.
Sejak pertengahan Maret, banjir bandang telah melanda 25 dari 31 provinsi Iran, memaksa evakuasi massal, merusak infrastruktur, dan menimbulkan kerugian besar pada sektor pertanian.
“Dua puluh lima provinsi dan lebih dari 4.400 desa di seluruh negeri terkena dampak banjir,” Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani-Fazli mengatakan kepada parlemen, menurut kantor berita resmi IRNA.
Dia mengatakan jumlah kerusakan antara 300 dan 350 triliun rial (sekitar 2,2 hingga 2,6 milyar USD).
Sementara itu Menteri Transportasi Mohammad Eslami mengatakan kepada pejabat pemerintah bahwa “725 jembatan telah hancur total.”
“Lebih dari 14.000 kilometer jalan telah rusak,” katanya, menurut laporan IRNA.
Kepala dinas meteorologi Iran mengatakan kepada sidang parlemen yang sama bahwa banjir tidak selalu berarti bahwa kekeringan selama puluhan tahun telah berakhir.
“Banjir baru-baru ini disebabkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global,” kata Sahar Tajbakhsh. (haninmazaya/arrahmah.com)