SARAJEVO (Arrahmah.com) – Seorang pemimpin Serbia Bosnia menyebut pembantaian Srebrenica 1995 sebagai “sebuah mitos palsu”. Komentar itu dilontarkan guna menentang keputusan pengadilan internasional yang mengatakan bahwa pembantaian Sebrenica merupakan bentuk genosida.
Baik Pengadilan Keadilan Internasional dan pengadilan kejahatan perang AS untuk bekas Yugoslavia di Den Haag, Belanda, telah memutuskan bahwa pembunuhan di Srebrenica adalah genosida.
Para pemimpin politik dan militer Serbia di masa perang Serbia, Radovan Karadzic dan Ratko Mladic, telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena genosida Srebrenica dan kejahatan perang lainnya selama perang Bosnia 1992–1995, yang menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Tetapi Milorad Dodik, yang sekarang memimpin kepresidenan bersama multi-etnis Bosnia, telah mengatakan dalam sebuah konferensi yang membahas kejahatan perang selama konflik Bosnia bahwa pembantaian Srebrenica adalah “mitos palsu yang diada-adakan.”
″Muslim Bosnia tidak memiliki mitos, jadi mereka memutuskan untuk membangunnya dengan menggunakan dalih Srebrenica,” klaim Dodik, pada Jum’at (12/4/2019), sebagaimana dilansir Associated Press.
Dodik telah berulang kali meremehkan pembantaian Srebrenica, bersama dengan politisi Serbia Bosnia lainnya dan pihak berwenang di negara Serbia, yang menyangkal genosida itu dilakukan. Pemerintah Serbia juga telah mengumumkan pembentukan komisi khusus yang ditugaskan untuk mencari “kebenaran” di Srebrenica.
Komentar yang dilontarkan Dodik sontak mendapat kecaman dari Muslim Bosnia.
“Srebrenica adalah fakta yang terbukti di pengadilan, seperti halnya fakta bahwa kepemimpinan militer dan politik Serbia Bosnia telah dihukum karena terbukti telah melakukan kejahatan perang dan genosida,” kata Ramiz Salkic, seorang pejabat Muslim Bosnia.
“Itu adalah fakta sejarah, bukan mitos. Dan itu yang harusnya disampaikan Dodik kepada rakyatnya,” imbuh Salkic.
Pembantaian Srebrenica merupakan salah satu pembantaian paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II. Di mana sekitar 8.000 Muslim terbunuh dan tubuh mereka dibuang di kuburan-kuburan massal setelah pasukan Serbia Bosnia merebut kota Srebrenica di timur pada 11 Juli 1995.
Lebih dari 6.600 korban Srebrenica telah diidentifikasi tetapi para ahli masih menggali mayat para korban dari kuburan massal yang tersembunyi. Banyak mayat-mayat korban yang terkoyak. Para ahli telah menggunakan analisis DNA untuk menyatukan kembali tubuh-tubuh dari tulang-tulang yang ditemukan di lokasi bermil-mil jauhnya satu sama lain setelah para pelaku mencoba menyembunyikan kejahatan perang mereka. (Rafa/arrahmah.com)