YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Tiga orang mengalami luka serius akibat aksi pengeroyokan yang dilakukan sekelompok massa yang baru saja pulang dari mengikuti kampanye akbar Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Nomor Urut 01 di Kota Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (7/4/2019) sore.
Salah seorang korban adalah anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk Desa Sentolo bernama Janarta (46).
Sebagaimana dilansir Tribunnews, Janarta mengalami robek pada ubun-ubun, sementara punggung hingga pinggang mengalami memar.
Korban lain yakni Setyo Budi Haryanto, seorang tentara berpangkat Serka. Saat kejadian, ia baru pulang ke rumah.
Setyo mengalami luka robek pada ubun-ubun, memar di tangan, punggung dan di kaki.
Satu korban lainnya yakni pemuda dusun setempat bernama Dwi alias Gareng (25). Pemuda ini juga mengalami memar akibat dipukul bambu.
“Tiga orang yang luka, selain saya ada juga seorang (warga pekerjaan) anggota TNI,” kata Janarta saat ditemui di rumahnya, Senin (8/4/2019).
Kelompok massa memenuhi jalan provinsi dari Wates menuju Yogyakarta, Ahad sore.
Mereka baru saja pulang dari mengikuti kampanye akbar di alun-alun Wates untuk Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Tak lama, terjadi kemacetan di sekitaran Dusun Malangan dan Jembatan Bantar, perbatasan Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul.
Pukul 17.00 WIB, Janarta memperoleh kabar kalau kemacetan terjadi akibat keributan pada sebuah rumah milik warga sebelum masuk Jembatan Bantar.
Janarta segera ke sana dengan tanda pengenal anggota Bawaslu yang terpasang di badannya.
Saya tiba dan melihat kalau Gareng dipukuli pakai bambu.
Dia hampir dipukul pakai kayu besar. Saya teriak saya netral, saya Panwas, tidak boleh anarkis, harus kondusif,” kata Janarta mencoba melerai.
Massa tak bisa ditenangkan dan tak lama kemudian menjadi semakin beringas. Batu beterbangan ke arah rumah milik Sukarjo, Sujono, dan Setyo Budi.
Janarta pun terkena pukulan pada pinggang, punggung dan kepala. Ia segera keluar dari keberingasan massa, langsung menuju ke rumah sakit terdekat.
Ia bertemu dengan Setyo Budi di rumah sakit dengan luka lebih serius. Keduanya langsung mendapat perawatan singkat. Usai perawatan itu keduanya bisa kembali ke rumah.
“Saya dibantu dan diselamatkan istri saya,” kata Setyo Budi saat menceritakan bagaimana istrinya juga turut terkena aniaya karena upaya menyelamatkan dirinya.
Ia pun menunjukkan luka-luka di sekujur badannya.
(ameera/arrahmah.com)