WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang tentara Muslim AS memutuskan untuk menuntut Angkatan Darat AS dengan tuduhan bahwa sersan mayor, salah seorang komandannya, diduga memaksanya untuk melepaskan jilbabnya di depan rekan-rekan mereka.
“Saya disebut teroris. Saya disebut ISIS,” ungkap Sersan Cesilia Valdovinos, yang bertugas di Batalyon Pendukung Brigade 704, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan menggunakan aplikasi Yahoo!, seperti dilansir Independent pada Sabtu (6/4/2019).
“Ada juga yang berkomentar bahwa saya adalah penyebab terjadinya tragedi 9/11. Saya menghadapi banyak kemarahan dan permusuhan,” imbuhnya.
Valdovinos mengajukan pengaduan ke Kantor Persamaan Militer bulan lalu setelah Sersan Komandannya, yaitu Mayor Kerstin Montoya, memaksanya untuk melepaskan jilbabnya di depan orang lain dan menariknya keluar dari barisan. Komandan tersebut mengatakan bahwa rambutnya tidak memenuhi standar peraturan militer, lansir Army Times.
“Saya merasa dipermalukan dan kebebasan beragama saya diperkosa dalam arti tertentu,” kata Valdovinos dalam sebuah email yang ia kirim ke Yayasan Kebebasan Beragama Militer (MRFF), sebuah organisasi advokasi militer nirlaba.
Dalam sebuah memorandum yang ditandatangani pada tahun 2017, Angkatan Darat AS telah mengambil langkah-langkah baru untuk mempermudah anggota yang memeluk agama minoritas di AS untuk mendapatkan persetujuan dalam berpakaian sesuai dengan adat istiadat agama mereka saat bertugas di militer.
Tentara merevisi kebijakan seragam dan menetapkan kebolehan bagi anggota yang mencari akomodasi keagamaan untuk mengenakan jenggot, sorban, dan jilbab. Akomodasi keagamaan yang disetujui berlanjut sepanjang karier prajurit dan tidak boleh dicabut atau dimodifikasi tanpa persetujuan Sekretaris Angkatan Darat, kata memo itu.
Aturan baru memungkinkan Muslimah yang menjadi anggota militer untuk mengenakan jilbab, dengan syarat jilbab tersebut harus memiliki warna yang mirip dengan seragam dan bebas dari desain atau tanda, kecuali mereka kamuflase dan dikenakan dengan seragam kamuflase. (Rafa/arrahmah.com)