ADELAIDE (Arrahmah.com) – Chad Rolf Vinzelberg, (37), pria asal Adelaide, Australia Selatan, yang dituntut karena menyatakan dukungan atas serangan teroris di Christchurch, kini secara resmi tidak diizinkan menggunakan internet.
Vinzelberg juga dituduh memiliki senjata tanpa izin setelah polisi menggeledah rumahnya di pinggiran Adelaide bulan lalu.
Penggeledahan ini dipicu serangkaian komentar yang dilontarkan Vinzelberg di media sosial yang intinya mendukung pembantaian jamaah masjid di Christchurch dan memuji pelaku penyerangan.
Pengadilan Adelaide mengatakan, pada foto profil daringnya menunjukkan Vinzelberg memegang senjata dan selama penggeledahan polisi menemukan senjata berisi peluru di bawah kasurnya, sebuah tongkat serta dua pisau lipat.
Senjata palu gada abad pertengahan dan panah otomatis juga turut ditemukan di rumahnya.
Vinzelberg diberikan jaminan tahanan luar oleh pengadilan sebelumnya dengan syarat dia tidak menggunakan internet.
Pada hari Selasa (2//4/2019), dia tampil di persidangan dan meminta pengadilan mengubah persyaratan itu.
Vinzelberg beralasan punya usaha pertukangan dan ia telah kehilangan pekerjaannya.
“Saya sangat membutuhkan internet untuk mencari pekerjaan karena media telah memberitakan kejadian ini. Mereka menuduh saya sehingga saya kehilangan pekerjaan,” tuturnya, sebagaimana dilansir ABC.
“Saya satu-satunya yang bekerja untuk menghidupi keluarga. Saya punya istri dan tiga anak serta masih mencicil rumah,” tambahnya.
Namun, hakim Brett Dixon menolak permintaan terdakwa.
Usai persidangan, Vinzelberg menyerang media dengan menyebut mereka “binatang”.
Kasus ini akan disidangkan kembali pada Desember mendatang.
(ameera/arrahmah.com)