TEHERAN (Arrahmah.com) – Laporan panel PBB menuduh Iran telah melanggar sanksi PBB dengan berbagi keahlian dan perangkat peluru kendali (rudal) balistik dengan Korea Utara. Hal tersebut disangkal oleh Menlu Iran pada Selasa (17/5/2011).
“Kami selalu menyangkal propaganda dan laporan palsu mengenai kerja sama antara kami dan Korut dalam alih teknologi atau perangkat rudal balistik,” kata juru bicara kementerian Ramin Mehmanparast dalam jumpa pers mingguan.
Ia mengatakan bahwa kemampuan rudal Iran telah mencapai “tahap tidak membutuhkan teknologi atau suku cadang dari negara lain”. Mehmanparast mengatakan itu sebagai tanggapan terhadap laporan badan PBB, yang mengatakan bahwa Teheran dan Pyongyang diduga berbagi teknologi rudal balistik.
Laporan tersebut juga mengatakan bahan terlarang dipindahkan melalui negara tetangga sebagai pihak ketiga, para diplomat mengatakan seorang perwakilan China dalam panel PBB, yang terdiri atas tujuh pakar sanksi nuklir Korut menolak menandatangani laporan tersebut.
Dari kutipan yang didapat AFP, Negara tersebut tidak disebutkan dalam laporan itu, tapi diplomat mengatakan negara tersebut adalah China, sekutu terdekat Korut dan mitra dagang utama Iran.
China pernah menghalangi laporan sebelumnya pada Februari, yang meminta sanksi tambahan terhadap Pyongyang, saat itu sudah mendapat dua set sanksi, karena melakukan dua pengujian nuklir pada 2006 dan 2009.
Iran mengatakan program rudalnya merupakan hasil buatan dalam negeri, tetapi sejumlah pengulas Barat mengatakan beberapa senjatanya merupakan model lain dari milik Korut.
Ditambah dengan program nuklir bermasalah, program rudal Iran menaikkan kecemasan bahwa negara itu kemungkinan sudah mendapatkan cara membuat sistem peluncuran hulu ledak nuklir, ambisi yang disangkal keras oleh Teheran.( rasularasy/arrahmah.com)