ANKARA (Arrahmah.com) – Kabar mengejutkan datang dari penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) di Turki. Partai pimpinan presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), mengalami kekalahan dalam pilkada di Ankara, menurut hasil pemilihan lokal tidak resmi.
Dalam potensi kekalahan lebih lanjut, partai oposisi juga memimpin di Istanbul, kota terbesar di Turki dan pusat komersial.
Kekalahan AKP di Ankara oleh kandidat walikota Partai Republik (CHP) sekuler, Mansur Yavaş, mengakhiri dominasi AKP selama 25 tahun atas ibukota dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh bagian Turki.
Kantor berita AFP pada Senin (1/4/2019) melaporkan, untuk pilkada di Istanbul kandidat oposisi, yaitu Ekrem Imamoglu unggul dengan perolehan 4.159.650 suara. Sedangkan kandidat dari AKP yang juga mantan PM Turki Binali Yildirim hanya mengumpulkan 4.131.761 suara.
“Hasil suara itu belum menghitung semua kotak suara yang ada,” ujar Ketua Dewan Pemilihan Umum (YSK) Turki Said Guven.
Di Ankara, dari 99% kotak suara yang dihitung, kandidat oposisi Mansur Yavas memimpin dengan 50,89% suara. Sedangkan kandidat dari AKP, yaitu Mehmet Ozhaseki memperoleh 47,06% suara, menurut laporan kantor berita Anadolu.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Istanbul, Erdogan mengatakan bahwa pemilu selanjutnya akan diadakan Juni 2023 dan Turki akan dengan hati-hati melaksanakan program ekonomi yang kuat tanpa mengorbankan aturan-aturan pasar bebas, dilansir dari Reuters.
Partai oposisi utama Turki tampaknya akan mengambil alih kendali Ankara dalam pemilu daerah dan mengalahkan AKP di ibu kota negara untuk kali pertama sejak Erdogan memimpin 16 tahun lalu.
Erdogan telah mendominasi politik Turki selama lebih dari 16 tahun karena kuatnya pertumbuhan ekonomi dan dukungan dari para ulama negara itu.
Namun, krisis mata uang yang terjadi setelah pemilu tahun lalu telah membuat lira merosot 30% dan hampir mendorong negara itu ke dalam resesi.
(ameera/arrahmah.com)