BAGHDAD (Arrahmah.com) – Irak dilanda kegelisahan baru. Banyak para pejabat Sunni di Irak yang menjadi target penyerangan pemberontak Syiah yang khawatir bahwa Baath akan mebali berkuasa pasca hengkangnya pasukan AS dari negeri tersebut, Al Arabiya melansir pada Selasa (17/5/2011).
Media tersebut juga melaporkan bahwa operasi ‘teroris’ di Irak telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, meskipun geliat mereka masih ‘mengancam’ para penguasa Irak penjilat Barat.
“Masalah ini menjadi perhatian terbesar bagi aparat keamanan saat ini,” kata Mayor Jenderal Hassan Al Baidhani, Kepala Staf Komando Operasi Keamanan Baghdad.
“Operasi teroris telah menurun banyak … tapi pembunuhan dengan menggunakan bom dan senjata dibungkam sudah mulai meningkat,” katanya.
Selama partai Baath berkuasa pada masa pemerintahan mantan Presiden Saddam Hussain, Syiah Irak mengeluhkan diskriminasi dan menyatakan bahwa mereka menjadi sasaran rezim, yang menurut mereka disukai kalangan Sunni.
Para pejabat keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa milisi Syiah berada di belakang gelombang pembunuhan baru-baru ini terhadap pemerintah, polisi, dan pejabat militer Irak di Baghdad.
Setidaknya terhitung 51 orang telah tewas terbunuh dalam lima bulan terakhir, sumber-sumber Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada Reuters. Di antara mereka yang tewas pekan lalu adalah direktur umum Perusahaan Semen Negara Irak. Empat pembunuhan dilakukan di Baghdad pada hari Minggu (15/5) dan Senin (16/5) di mana tiga petugas Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pertahanan tewas, sumber kementerian dalam negeri mengatakan.
Pasukan AS yang berencana meninggalkan Irak pada akhir tahun 2011 telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Syiah bahwa partai Baath yang dilarang akan dapat kembali dengan kekuatan penuh melalui kudeta bertahap. Oleh karena itu, sebagai bentuk antisipasi mereka baru-baru ini menargetkan polisi senior dan perwira tentara di Baghdad.
Para pemimpin partai politik Syiah Irak yakin bahwa Baathis menggunakan pejabat senior Sunni di jajaran tentara dan polisi, pejabat keamanan mengatakan.
“Ancaman yang paling berbahaya yang dihadapi Irak pada tahun 2012 adalah Partai Baath karena berusaha mendapatkan kembali kekuasaan,” kata seorang pejabat senior dari partai Syiah. (althaf/arrahmah.com)