BIRMINGHAM (Arrahmah.com) – Empat Masjid di kota Birmingham, Inggris, telah rusak, ujar polisi pada Kamis (21/3/2019), dalam serentetan serangan Islamofobia di Inggris setelah pembunuhan terhadap sedikitnya 50 Muslim oleh teroris supremasi kulit putih di dua Masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Polisi West Midlands mengatakan petugas detektif dan kontra-terorisme sedang melakukan penyelidikan setelah jendela-jendela di empat Masjid di Birmingham dihancurkan, lansir Al Jazeera.
Pasukan keamanan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa insiden itu saling terkait.
Petugas memberi respon setelah laporan pada Kamis (21/3) dini hari tentang seorang pria yang terlihat menghancurkan jendela dengan palu di sebuah Masjid, ujar polisi.
“Petugas bekerja sama dengan Masjid di sekitar West Midlands hari ini,” lanjutnya.
“Sejak peristiwa tragis di Christchurch, Selandia Baru, petugas dan staf polisi dari West Midlands telah bekerja sama dengan para mitra kami di seluruh wilayah untuk menawarkan jaminan dan dukungan di Masjid, gereja dan tempat-tempat ibadah,” ujar Kepala Polisi West Midlands, Dave Thompson dalam sebuah pernyataan.
“Saat ini, kami tidak tahu motif serangan semalam,” tambah Thompson. “Pada saat-saat sulit seperti ini, sangat penting bahwa setiap orang bersatu melawan mereka yang berusaha menciptakan perselisihan, dan ketakutan di komunitas kita,” ujarnya.
Pakar forensik sedang bekerja untuk mengidentifikasi bukti di tempat kejadian, sementara CCTV juga sedang diperiksa.
Shabana Mahmood, anggota parlemen untuk Birmingham mengatakan serangan itu benar-benar mengerikan.
“Saya mendesak semua warga untuk tetap tenang dan menghubungi [polisi] dengan informasi yang kalian miliki,” ujarnya.
Sebuah pernyataan dari Dewan Masjid Birmingham mengatakan: “Sangat mengerikan mendengar sejumlah Masjid dirusak pada dini hari.”
“Masjid-masjid di Birmingham adalah tempat ibadah, ketenangan dan sumber kedamaian. Kami terkejut dengan tindakan kebencian/teror.”
Pada Agustus lalu, Masjid-masjid di Birmingham diserang dengan ketapel pada saat Sholat Isya dilaksanakan.
Ekstrimis Sayap Kanan meningkat
Midlands merupakan rumah bagi komunitas Muslim yang cukup besar.
“Saya pikir, semua lembaga keagamaan membutuhkan akses untuk anggaran keamanan yang tinggi [dari pemerintah], mengingat fakta bahwa ekstrimis sayap kanan telah terlalu lama dibiarkan,” ujar Kamran Hussain, manajer di Masjid Green Lane Birmingham, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Ekstrimis sayap kanan, kini di Eropa Timur, di Amerika, dan telah dibiarkan tidak berubah dalam banyak aspek. Kita belum mengatasinya di media atau bahkan di tingkat pemerintah.”
“Risiko dari Islamofobia telah meningkat selama bertahun-tahun,” ujar seorang juru bicara Islamic Center Witton.
“Bentuk kebencian ini telah terendus, termasuk di media dan layanan intelijen dan keamanan. Peristiwa tragis dari serangan pekan lalu di Christchurch telah menimbulkan keprihatinan besar di kalangan komunitas Muslim. (haninmazaya/arrahmah.com)