CHRISTCHURCH (Arrahmah.com) – Seorang saksi mata mengatakan bahwa penembak di masjid dekat Hagley Park, di Christchurch, Selandia Baru “sangat tenang”, dan pendek, menutupi wajahnya dan mengenakan seragam tentara.
Pria bersenjata memasuki pintu belakang dan mulai menembak orang, menembak, mengisi ulang dan menembak lagi.
“Dia mulai menembak mereka, siapa pun yang dia pikir masih hidup dia akan terus menembak mereka,” tuturnya.
“Dia tidak ingin ada orang yang tetap hidup.”
Saksi mata bersembunyi di mimbar, orang-orang memecahkan jendela dan berusaha menyelamatkan diri.
Mohammad Jama juga berada di masjid. Dia memberi tahu polisi bahwa penembaknya seorang pria kulit putih pendek, dan dia memiliki senapa otomatis hitam panjang. Ada 250 pria di ruang sholat, dan sekitar 50 wanita.
“Dan dia melepaskan tembakan ke mana-mana, di mana-mana. Dan orang-orang berteriak dan berlari dan berlari,” ungkapnya.
Mohammad Jama mengatakan dia menelepon polisi tetapi tidak melihat ke mana pria itu pergi.
Seorang saksi mata juga mengatakan bahwa ia melihat orang-orang berlumuran darah dengan lebih dari selusin orang terluka setelah penembakan di masjid di Christchurch.
Azam Ali yang sedang shalat di Masjid Linwood di Christchurch bersama sekitar 150 lainnya mengatakan ia melihat 13 orang terluka setelah seorang pria masuk dan melepaskan tembakan.
“Kami shalat selama 10 menit dan kemudian kami mendengar tembakan senjata di luar, tetapi terus shalat. Menit berikutnya, tembakan ada di dalam. Pelakunya adalah seorang pria kulit berwarna terang dan dia mulai menembak dan kami semua pergi mencari perlindungan,” tuturnya.
“Beberapa orang yang berada di dalam sebisa mungkin berlari keluar dan mereka semua berlumuran darah. Ketika kami bangun kami melihat orang-orang berbaring di sekitar kami tertembak. Mereka keluar darah, beberapa dari leher,” lanjutnya.
“Ada antara delapan hingga 13 orang terluka. Ketika kami tidak mendengar lagi tembakan, kami bangkit … lima menit setelah itu polisi muncul dan mengiring kami ke luar.”
“Saya sudah tinggal di Christchurch selama dua puluh lima tahun plus, saya belum pernah melihat yang seperti ini,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)