DHAKA (Arrahmah.com) – Media internasional kemarin (21/2/2019) menyoroti lemahnya regulasi keselamatan dan insiden kebakaran mematikan sebelumnya di Bangladesh, khususnya di Old Dhaka yang bersejarah, di mana kobaran api pada Rabu malam (20/2) melalap habis sejumlah gedung bertingkat yang menewaskan sedikitnya 67 orang dan melukai puluhan lainnya.
Tragedi kebakaran terbaru di negara itu pecah di sebuah gudang bahan kimia di lantai dasar sebuah bangunan berlantai lima, bernama Hazi Wahed Mansion, di daerah Chawkbazar, Dhaka. Kondisi padat dan jalanan macet seperti biasa, sementara kobaran api dengan cepat menyebar melalui empat bangunan lain, termasuk pusat komunitas di mana pesta pernikahan berlangsung, PTI melaporkan mengutip pejabat dinas pemadam kebakaran.
Laporan PTI mengatakan ada kemacetan lalu lintas ketika kebakaran terjadi yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Mengutip layanan pemadam kebakaran, api menyebar begitu cepat sehingga penduduk setempat tak mampu melarikan diri. Sejumlah rekaman CCTV menunjukkan gerbang utama sebuah gedung lima lantai terkunci, membuat penghuninya terjebak.
Saksi mata mengatakan para korban termasuk pejalan kaki, beberapa yang tengah menikmati makan malam di restoran terdekat dan beberapa orang yang menghadiri pesta pernikahan.
Lebih dari 50 orang, termasuk wanita dan anak-anak, terluka dan dirawat di rumah sakit terdekat. Beberapa orang terluka setelah mereka melompat dari sebuah gedung, katanya menambahkan.
Meskipun ada beberapa versi berbeda yang menyebabkan kebakaran, semua laporan mengaitkan penyimpanan bahan kimia dan butiran plastik yang sangat mudah terbakar mempercepat laju si jago merah.
CNN melaporkan upaya gagal pemerintah sebelumnya untuk membersihkan area perumahan dari gudang kimia dan plastik. Dikatakan dua bangunan yang terbakar sangat rusak parah sehingga mereka berisiko ambruk.
Guardian juga melaporkan kemacetan ketika kebakaran terjadi. Dikatakan bahwa area gang-gang sempit yang sangat padat membuat orang sulit untuk menyelamatkan diri.
Sementara Al Jazeera melaporkan setidaknya 25 orang masih belum ditemukan. Mengutip seorang pejabat setempat, katanya, banyak mayat yang terbakar tak dapat dikenali dan mungkin memerlukan tes DNA untuk mengidentifikasi mereka.
BBC mengutip kurangnya langkah signifikan yang diambil oleh pihak berwenang setelah kebakaran serupa pada 2010 yang memicu kemarahan di negara itu.
Insiden kebakaran di Nimtali sebelumnya menewaskan 124 orang. Kebakaran itu juga diperparah dengan adanya gudang bahan kimia yang dilansir ilegal.
Kota Dhaka diperkirakan menampung sekitar 1.000 pabrik kimia yang telah lama dianggap sebagai bom waktu, lapor Guardian. Sekitar 850 pabrik dilaporkan ilegal, menurut kelompok lingkungan hidup, Poribesh Banchao Andolon.
Sebuah survei departemen pemadam kebakaran Bangladesh dua tahun lalu menemukan 360 gudang bahan kimia di bangunan tempat tinggal di dua lingkungan di Dhaka lama.
Pihak berwenang telah berulang kali berjanji untuk memberantas gudang ilegal tersebut dan meluncurkan langkah terbaru awal bulan ini, tetapi tanpa kemajuan yang signifikan. (Althaf/arrahmah.com)