NEW DELHI (Arrahmah.com) – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diperkirakan akan mengumumkan investasi $ 1 miliar di sektor infrastruktur dan pertanian India selama kunjungan pertamanya ke negara Asia Selatan, ungkap sejumlah pakar.
Putra mahkota diundang oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan diperkirakan berada di New Delhi hari ini (19/2/2019) setelah mengunjungi Pakistan.
Dia akan ditemani oleh pengusaha Saudi terkemuka.
India berharap putra mahkota akan mengumumkan investasi dalam Dana Infrastruktur Investasi Nasional (NIIF), sebuah dana kekayaan berdaulat yang mencakup perusahaan swasta dan investor asing. Dana ini berfokus pada peningkatan infrastruktur India, termasuk kereta api dan jalan raya.
“Kita mengharapkan komitmen sekitar $ 1 miliar,” kata Dr. Muddassir Quamar, seorang associate fellow di Institute for Defense Studies and Analysis, sebuah think tank yang berbasis di New Delhi.
India dan Arab Saudi secara tradisional memiliki hubungan persahabatan yang telah diperkuat Modi dalam beberapa tahun terakhir sebaga upaya untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Muslim utama. Para pengamat mengatakan tujuannya adalah untuk menolak keuntungan bagi negara tetangga Pakistan, yang memiliki hubungan dekat dengan negara-negara Teluk.
Kerajaan adalah pemasok energi utama India dan rumah bagi lebih dari 3,5 juta ekspatriat India. Sebagian besar perdagangan bilateral antara New Delhi dan Riyadh didasarkan pada energi, tetapi kedua negara sekarang berusaha untuk memperluas hubungan.
Awal pekan ini, Saudi Press Agency mengatakan Kerajaan itu sedang mempertimbangkan kesepakatan investasi di NIIF. Sementara itu, India mengumumkan bahwa kabinetnya telah menyetujui perjanjian antara kedua negara mengenai investasi dalam infrastruktur.
Terlepas dari investasi dalam ranah energi, India juga berharap untuk melihat kesepakatan dalam pertanian.
India sudah mengekspor sereal dan produk pertanian ke Kerajaan, dan dapat menjadi sumber tambahan ketahanan pangan Saudi, kata Quamar.
Kunjungan putra mahkota itu terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara India dan Pakistan setelah sebuah bom mobil menewaskan 44 personil paramiliter di lembah Kashmir yang disengketakan. Islamabad membantah klaim India bahwa mereka terlibat dalam serangan itu.
Para pengamat mengatakan bahwa karena Riyadh adalah sekutu setia Pakistan, perselisihan domestik terbaru mungkin membatasi keberhasilan kunjungan.
Namun, Arab Saudi mengutuk serangan yang dinilai yang terburuk dalam beberapa dasawarsa di Kashmir. (Althaf/arrahmah.com)