DEIR AZZUR (Arrahmah.com) – Sedikitnya 16 warga sipil, termasuk tujuh orang anak, tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh pasukan koalisi pimpinan AS yang mengklaim berupaya merebut kantong terakhir Daulah Islamiyah (IS/ISIS) di Suriah timur.
Jet tempur menembakkan rudal untuk mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi di Baghouz, sebuah desa di provinsi Deir Azzur, sebagai bagian dari pertempuran sengit untuk merebut wilayah ISIS di sana.
Juru bicara SDF Mustafa Bali mengatakan bentrokan hebat berlangsung pada Selasa (12/2/2019) setelah ratusan orang melarikan diri dari zona pertempuran, lansir Al Jazeera.
SDF mengklaim 400 hingga 600 pejuang ISIS masih berada di wilayah tersebut, termasuk para pejuang asing yang diperkirakan akan berjuang sampai akhir.
“Kami melihat perlawanan sengit dari para pejuang Daesh,” ujar komandan SDF Adnan Afrin kepada kantor berita Reuters di pinggiran Baghouz.
“Sebagian besar adalah orang asing, Irak, Eropa. Ada banyak orang Turki. Kami bisa mendengar mereka di walkie-talkie.”
Juru bicara koalisi Sean Ryan mengatakan pasukan yang didukung AS menghadapi serangan balik yang sengit.
“Kemajuannya lambat karena musuh sepenuhnya mengakar dan pejuang ISIS terus melakukan serangan balik,” ujar Ryan.
Selain warga sipil, Masjid-masjid di wilayah tersebut juga menjadi sasaran tembak pasukan koalisi AS. Mereka berdalih bahwa Masjid telah digunakan oleh ISIS sebagai basis untuk melancarkan serangan.
“Masjid ini kehilangan status dilindungi ketika ISIS sengaja memilih untuk menggunakannya sebagai pusat komando dan kontrol,” klaim wakil komandan koalisi, Mayjen Christopher Ghika dalam sebuah pernyataan.
Sementara sekitar 1.500 warga sipil telah melarikan diri dari wilayah pertempuran pada Senin (11/2), ratusan lainnya masih tetap berada di dalamnya.
“Pemboman itu tak terbayangkan, kami lari dari satu tempat ke tempat lain,” ujar Hala Hassan (29), yang melarikan diri bersama kelima anaknya.
Dia mengatakan pejuang “dari semua negara” berada di sana.
“Tidak ada makanan. Kami makan rumput dari tanah seperti domba.”
Heiko Wimmen dari International Crisis Group mengatakan melancarkan serangan udara terhadap daerah sekecil itu mungkin tidak tepat.
Suara ledakan bergema puluhan kilometer jauhnya dari desa dan asap abu-abu gelap bisa dilihat dari wilayah SDF.
Rami Abdurrahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan bentrokan berat sedang berlangsung untuk menekan ISIS agar menyerah. (haninmazaya/arrahmah.com)