BERLIN (Arrahmah.com) – Dengan latar belakang ketidakpastian global, para penyelenggara Konferensi Keamanan Munich (MSC) edisi ke-55 yang dijadwalkan minggu ini diperkirakan akan diikuti oleh partisipan yang belum pernah hadir sebelumnya.
Sejumlah besar pembuat keputusan tingkat tinggi dari seluruh dunia akan menghadiri MSC pada 15-17 Februari untuk membahas isu-isu terkini dalam kebijakan keamanan internasional, termasuk kerja sama trans-Atlantik dan penegasan diri Uni Eropa. Lebih dari 35 kepala negara dan pemerintahan, serta 50 menteri luar negeri dan 30 menteri pertahanan diperkirakan ikut andil dalam perhelatan tersebut. Sebagai perbandingan, hanya 20 kepala negara dan pemerintah menghadiri konferensi yang sama pada tahun 2018.
Menurut siaran pers, tahun ini MSC mengantisipasi delegasi terbesar sepanjang masa dari Amerika Serikat. Ini akan dipimpin oleh Wakil Presiden AS Mike Pence.
Kepala organisasi internasional utama, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), NATO, dan UE serta lainnya juga akan menghadiri konferensi.
Para peserta MSC yang akan datang harus bersama-sama menemukan respons terhadap bentuk-bentuk baru ancaman teror, Kanselir Jerman Angela Merkel – yang terakhir hadir di konferensi tersebut tahun 2017 – menegaskan.
“Kita sedang menghadapi bentuk-bentuk ancaman baru, terutama terorisme Islam. Di sini, kami harus menemukan jawaban bersama,” ungkap Merkel, seperti dikutip oleh layanan persnya, Sabtu (9/2/2019).
Didirikan pada tahun 1963, konferensi ini, menurut penyelenggaranya, dikutip Deutsche Welle hari ini (11/2), akan menyatukan tatanan liberal global yang saat ini terpecah-pecah, mempertemukan para pejabat dan pembuat keputusan dari seluruh dunia, serta organisasi non-pemerintah, industri, media dan perwakilan akademik untuk membahas penyelesaian konflik, kerja sama internasional, dan masalah keamanan lainnya. (Althaf/arrahmah.com)