KHARTOUM (Arrahmah.com) – Para guru, pengacara, dokter dan apoteker turun ke jalan di Khartoum dan wilayah lain di Sudan pada Selasa (5/2/2019) ketika protes terhadap pemerintah Presiden Omar Al-Bashir terus berlanjut.
Polisi Sudan menembakkan gas air mata ke ratusan guru di dekat kementerian pendidikan yang memprotes kematian rekan mereka di tahanan.
Beberapa demonstran meneriakkan “kebebasan, perdamaian, keadilan”, dalam aksi unjuk rasa menentang pemerintah Bashir, lansir Al Jazeera.
Ahmed Al-Kheir, seorang guru berusia 36 tahun dan anggota Partai Kongres Populer Islam (PCP) tewas dalam tahanan setelah agen keamanan menangkapnya pekan lalu terkait dengan protes, ujar seorang kerabat kepada AFP.
“Banyak yang membawa foto Kheir yang meninggal dalam tahanan,” tambah saksi.
Kheir adalah anggota PCP yang merupakan bagian dari pemerintah Bashir namun telah menyerukan penyelidikan atas kematian para pendemo yang tewas selama demonstrasi.
Sekelompok dokter, pengacara dan pelajar juga mengadakan demonstrasi di ibu kota dan daerah lain di negara itu.
Keputusan pemerintah untuk melipatgandakan harga roti pada Desember lalu memicu protes awal yang terus menyebar di seluruh Sudan.
Kerusuhan dengan cepat meningkat menjadi aksi unjuk rasa nasional melawan kekuasaan Al-Bashir yang telah bercokol di Sudan selama tiga dekade, dengan demonstran menuntutnya untuk mundur.
Pejabat Sudan mengklaim 30 orang telah tewas sejak aksi protes dimulai, namun Human Rights Watch mengatakan sedikitnya 51 orang telah terbunuh. (haninmazaya/arrahmah.com)