BANDUNG (Arrahmah.com) – Jurnalis Media Umat (MU) mengaku kaget saat membaca berita yang menyamakan media tempat ia bekerja dengan media Indonesia Barokah yang baru-baru ini ramai diperbincangkan oleh publik.
Joko Prasetyo, jurnalis Media Umat, menegaskan tabloid Indonesia Barokah tidak semestinya disamakan dengan tabloid Media Umat, bahkan perbedaanya sangat jauh.
Menurut Joko, Media Umat terbit sejak 2008 lalu, bukan dadakan, sementara tabloid Indonesia Barokah ini baru muncul menjelang Pilpres, dan itu baru edisi pertama.
“Media Umat sudah lama terbit yakni sejak Jumat ketiga November 2008, bukan dadakan. Terbit sebulan dua kali dan sekarang sudah edisi 235. Sedangkan tabloid fitnah edisi satunya baru terbit menjelang Pilpres 2019 sekarang,” kata Joko Prasetyo saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu, (2/2 2018).
Soal konten yang dianggap memiliki kemiripan yang kritis, Joko menjelaskan bahwa Media Umat sejak awal kemunculannya memang konsisten memberikan kritik membangun kepada pemerintah.
“Media Umat memang media kritis, konsisten melakukan muhasabah lil hukam (mengkritik kepada penguasa) yang dianggap zalim ataupun menyalahi aturan Islam. Jadi bukan hanya sekarang mengkritik kepada Presiden Jokowi yang kebetulan mencalonkan diri lagi jadi presiden. Tetapi sejak terbit pertama kali, ya mengkritik penguasa saat itu yakni SBY,” jelas Joko.
Perbedaan lainya, lanjut Joko, tabloid Indonesia Barokah alamat redaksinya tidak jelas, sedangkan Media Umat alamat jelas tertera pada halaman awal Media Umat.
“Media Umat jelas alamatnya, sementara media yang sok mengaku islami alamatnya fiktif,” tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu Jawa Barat melalui Koordinator Divisi Pengawasan, merilis temuan media yang serupa dengan tabloid Indonesia Barokah yang menuai polemik.
Namun Ketua Bawaslu Jabar Abdullah Dahlan menegaskan bahwa pihaknya saat ini masih fokus pada tabloid Indonesia Barokah saja.
“Sementara kemarin kami masih fokus pada tabloid Indonesia Barokah saja,” Kata Abdullah Dahlan, saat dihubungi dalam waktu berbeda melalui pesan singkat.
Sementara itu, ketua Forum Ulama Umat Islam (FUUI) KH Athian Ali saat dimintai tanggapannya mengenai kemunculan tabloid Indonesia Barokah ini, ia berpesan agar siapapun itu jangan sampai mengusik umat islam, apalagi tabloid yang dianggap merugikan salah satu pasangan calon Presiden ini menggunakan kata-kata Islam.
“Saya hanya berpesan, jangan mengusik umat Islam, jika mengusik maka umat Islam tidak akan tinggal diam, semut saja ketika diinjak dia akan berusa menggigit,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar aparat dan pemerintah cepat tanggap dalam menyikapi hal ini, jangan sampai terkesan tidak adil.
“Pemerintah dan aparat harus cepat tanggap jika ada isu yang seperti ini. Jangan terkesan jika pasangan nomor satu yang diusik cepat diusut sedangkan pasangan lain lambat bahkan terkesan pembiaran,” ujarnya.
Reporter: Saifal/INA
(ameera/arrahmah.com)