SANAA (Arrahmah.com) – Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh berjanji akan tetap berkuasa dan membela rakyatnya “dengan segala cara”, pada Jumat (13/5/2011) setelah AS mendesaknya menyetujui rencana peralihan kekuasaan “dengan segera” dan mengakhiri kekerasan politik berbulan-bulan.
“Kita akan membela diri dengan segala kekuatan kita dan dengan segala cara,” katanya kepada sejumlah besar pendukungnya di Sanaa, ibu kota Yaman, di mana disaat yang sama puluhan ribu aktivis oposisi juga berpawai menuntut pengunduran dirinya dengan segera.
Saleh tidak menyebut langsung AS, namun pernyataannya itu disampaikan sehari setelah Washington yang telah lama mendukung pemerintahannya meminta untuk menandatangani “sekarang” sebuah rencana transisi yang ditengahi negara-negara Teluk yang mengharuskannya melepaskan kekuasaan dalam waktu satu bulan.
“Kita tidak akan tetap pasif menghadapi pelanggar hukum,” kata Saleh seraya memperingatkan oposisi agar “berhenti bermain api”.
Antara menulis bahwa loyalis Saleh membawa foto besar Saleh, yang berkuasa di Sanaa sejak 1978. “Rakyat ingin Saleh. Rakyat ingin Saleh”.
Di Sanaa, pasukan keamanan berjaga-jaga mengamankan demonstrasi pihak penentang saleh. Sejak Januari demonstrasi terjadi menuntut pengunduran diri Saleh dan perlawanan pemerintah Yaman pada demonstran telah menewaskan sekitar 175 orang.
Oposisi Yaman mendesak Saleh mengakhiri kekuasaan tiga dasawarsanya dan menyerahkan kekuasaan kepada deputinya untuk periode peralihan, namun usulan itu ditolak oleh pemimpin kawakan tersebut.
Dengan kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama AS dalam perang melawan Al Qaeda, tampaknya telah kehilangan “sahabat baiknya”. (rasularasy/arrahmah.com)