KHARTOUM (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Sudan telah memerintahkan pembebasan semua tahanan yang ditahan selama berminggu-minggu protes anti-pemerintah.
Pembebasan itu diperintahkan oleh kepala intelijen dan keamanan Sudan, Salah Ghosh, ujar kementerian informasi dalam sebuah pernyataan. Tidak ada alasan yang diberikan, lansir BBC pada Rabu (30/1/2019).
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan telah ditahan selama protes berlangsung yang dimulai pada Desember lalu.
Presiden Omar Al-Bashir menyalahkan kerusuhan di negaranya pada “agen asing” dan kelompok bersenjata di wilayah Darfur.
Sementara itu, polisi anti-huru hara di ibu kota Khartoum menggunakan gas air mata untuk membubarkan puluhan demonstran di distrik Burri pada Selasa (29/1), ujar saksi mata.
Protes anti-pemerintah juga digelar di kota Omdurman dan kota Port Sudan di Laut Merah.
Demonstrasi dimulai karena pemotongan subsidi roti dan bahan bakar, tetapi kemudian berkembang menjadi kemarahan pada presiden yang telah berkuasa selama 30 tahun.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan lebih dari 40 orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.
“Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Nasional mengeluarkan perintah untuk membebaskan semua tahanan yang ditahandalam insiden yang berlangsung,” ujar pernyataan pada Selasa (29/1).
Mereka yang ditahan termasuk para pemimpin oposisi, aktivis dan jurnalis.
Aktivis yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan pengumuman itu datang setelah Salah Ghosh mengunjungi sebuah penjara di Khartoum.
Presiden Bashiar telah mengakui masalah di negara itu, namun mengklaim bahwa masalah telah dibesar-besarkan oleh media. (haninmazaya/arrahmah.com)