BAGHDAD (Arrahmah.com) – Lebih dari 25 persen pasukan asing, yang sebagian besar adalah tentara Amerika, telah ditarik dari Irak pada 2018, menurut Perdana Menteri Irak, Adel Abdul-Mahdi.
Pernyataan Abdul-Mahdi datang sebulan setelah AS mengumumkan bahwa mereka akan menarik tentaranya dari Suriah dan akan menggunakan Irak sebagai “pangkalan” bila diperlukan, lansir MEMO pada Kamis (17/1/2019).
Berbicara pada konferensi pers pada Selasa (15/1) malam, Abdul-Mahdi mengatakan bahwa pada Januari 2018 ada sekitar 11.000 tentara asing di Irak, 70 persen di antaranya adalah orang Amerika. Namun pada Desember di tahun yang sama, jumlah pasukan asing menurun menjadi 8.000 orang termasuk 6.000 tentara Amerika.
Irak mengklaim kemenangan atas ISIS pada akhir 2017 setelah tiga tahun pertempuran dengan dukungan pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh Washington. Kelompok-kelompok lain terus melakukan serangan di berbagai wilayah Irak, sementara ISIS terus aktif di daerah pegunungan dekat perbatasan Suriah.
Sebelumnya dalam kunjungan mendadak ke Irak untuk memeriksa pasukan AS pada Desember lalu, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa ia tidak memiliki rencana untuk menarik pasukan AS dari Irak. Trump menjelaskan bahwa Irak dapat digunakan sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap ISIS di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)