KHARTOUM (Arrahmah.com) – Wartawan Sudan melakukan pemogokan pada Kamis (27/12/2018) di tengah protes mematikan terhadap kenaikan harga roti yang menurut pemerintah telah menewaskan 19 orang, termasuk dua anggota pasukan keamanan.
“Sembilan belas orang kehilangan nyawa dalam insiden itu termasuk dua dari pasukan keamanan sejak protes dimulai pada 19 Desember,” juru bicara pemerintah Boshara Juma mengatakan pada Kamis (27/12/2018) seperti dilansir AFP.
Kebanyakan terbunuh dalam “insiden penjarahan”, sementara 219 orang terluka, klaimnya.
Tidak ada yang terbunuh di ibu kota Khartoum, ungkap Juma.
Pihak berwenang Sudan sebelumnya mengatakan bahwa delapan orang telah tewas dalam bentrokan, sementara Amnesti Internasional telah menempatkan korban tewas di angka 37.
Jaringan Jurnalis Sudan mengatakan pada Kamis (27/12) bahwa mereka melakukan solidaritas dengan para pengunjuk rasa, yang turun ke jalan di Khartoum dan sejumlah kota lain.
“Kami menyatakan pemogokan tiga hari dari 27 Desember untuk memprotes kekerasan yang dilancarkan oleh pemerintah terhadap para demonstran,” ujar organisasi tersebut.
Para anggota melakukan aksi duduk di luar kantor surat kabar independen Al-Tayar dan agen keamanan membawa delapan jurnalis ke lokasi yang tidak diketahui, ujar editor surat kabar Osman Mirghani mengatakan kepada AFP. (haninmazaya/arrahmah.com)