WASHINGTON (Arrahmah.com) – Administrasi Trump telah memerintahkan militer untuk mulai menarik sekitar 7.000 pasukan dari Afghanistan dalam beberapa bulan mendatang, dua pejabat pertahanan mengatakan, Kamis (21/12/2018), dilansir New York Times.
Keputusan ini dinilai sebagai sebuah perubahan mendadak dalam perang 17 tahun di sana dan keputusan yang mengejutkan para pejabat Afghanistan. Pasalnya, pemerintahan Kabul mengaku belum diberi pengarahan tentang rencana tersebut.
Presiden Trump membuat keputusan untuk menarik pasukan – sekitar separuh jumlah yang dimiliki Amerika di Afghanistan saat ini – pada saat yang sama ia memutuskan untuk menarik pasukan Amerika keluar dari Suriah, kata seorang pejabat.
Pengumuman itu datang beberapa jam setelah Jim Mattis, menteri pertahanan, mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir Februari setelah tidak setuju dengan presiden mengenai pendekatannya terhadap kebijakan di Timur Tengah.
Angin puyuh penarikan pasukan dan pengunduran diri Mattis meninggalkan gambaran suram dalam perang terpanjang Amerika Serikat, dan perubahan ini datang saat Afghanistan terganggu oleh menggeliatnya Mujahidin Taliban di ibukota Kabul dan daerah-daerah penting lainnya.
Amerika Serikat juga dilaporkan telah melakukan pembicaraan dengan perwakilan Taliban, langkah yang digambarkan para pejabat sebagai diskusi yang dapat mengarah pada pembicaraan formal untuk mengakhiri konflik.
Sementara itu, para pejabat tinggi Afghanistan dan diplomat Barat di Kabul terkejut atas berita tersebut pada Jumat pagi (21/12). Beberapa pejabat Afghanistan, yang sering terlibat dalam perencanaan keamanan dan pengambilan keputusan, mengatakan mereka tidak menerima indikasi dalam beberapa hari terakhir bahwa Amerika akan menarik pasukan mereka.
Pengurangan pasukan Amerika di Afghanistan, kata seorang pejabat Amerika, adalah upaya untuk membuat pasukan Afghanistan lebih bergantung pada pasukan mereka sendiri, bukan dukungan Barat. Tetapi beberapa khawatir langkah itu hanya bisa membahayakan pasukan Afghanistan, yang telah berjuang di lapangan melawan Taliban dan telah menderita tingkat korban yang tinggi, bahkan dengan dukungan Amerika saat ini.
Rebecca Rebarich, juru bicara Pentagon, menolak berkomentar mengenai rencana untuk memindahkan pasukan dari Afghanistan.
Saat ini sekitar 14.000 pasukan Amerika bercokol di Afghanistan, bersama dengan sekitar 8.000 tentara NATO dan sekutu yang dikerahkan terutama untuk memberikan pelatihan dan memberi kepada pasukan Afghanistan.
Jika tingkat pasukan Amerika turun menjadi sekitar 7.000, mereka akan berada di titik terendah sejak Maret 2002, ketika serangan darat terbesar dari perang pada waktu itu dimulai selama Operasi Anaconda.
New York Times mencatat lebih dari 2.400 pasukan Amerika tewas di Afghanistan sejak tahun 2001, dan tahun ini 13 tewas dalam pertempuran. Sejak akhir 2014, ketika Pentagon mengumumkan berakhirnya operasi tempur di negara itu, lebih dari 25.000 tentara dan polisi Afghanistan telah tewas. (Althaf/arrahmah.com)