XINJIANG (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur (XUAR) telah menangkap seorang pejabat senior pengadilan Uighur karena menyatakan keprihatinan atas penahanan massal anggota kelompok etnisnya dalam beberapa tahun terakhir, menurut sumber resmi, lansir RFA, Selasa (18/12/2018).
Ghalip Qurban, wakil kepala Pengadilan Rakyat Menengah di ibukota Urumqi, XUAR, ditangkap setelah kembali ke wilayah itu dari ibukota Cina, Beijing.
Kunjungannya ke Beijing untuk menghadiri konferensi pada bulan April, menurut sumber baru-baru ini kepada RFA Layanan Uyghur, yang berbicara dengan kondisi anonim.
Sumber itu mengatakan, Qurban mengungkapkan keprihatinannya atas masib sejumlah besar orang Uighur dan minoritas etnis Muslim lainnya yang telah ditahan di kamp-kamp “pendidikan ulang politik” di seluruh Xinjiang sejak April 2017. Mereka ditahan karena dianggap menyembunyikan pandangan “pandangan agama yang kuat” dan “secara politik tidak benar”.
Qurban kemudian dipanggil oleh para pejabat dari Departemen Keamanan Negara setelah berbicara tentang kebijakan tersebut.
Qurban mengungkapkan keluhannya terkait situasi di Xinjiang kepada para pejabat dari pemerintah pusat pada bulan April untuk mencegah penindasan di wilayah tersebut.
Meski mereka mengaku simpati dan berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut, namun pihak berwenang malah menangkap Qurban di bandara Urumqi saat dia kembali, kata sumber itu.
Penahanan massal dan menyiksaan yang dialami Muslim Uighur di Xinjiang telah menarik perhatian yang signifikan dari komunitas internasional.
Beberapa negara menyerukan akses ke kamp-kamp tersebut dan mengusulkan sanksi terhadap pejabat dan entitas di Cina yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak-hak etnis Uyghurs dan Muslim lainnya.
(ameera/arrahmah.com)