JAKARTA (Arrahmah.com) – Sedikitnya 10 dzurriyat muassis (anak cucu pendiri ) Nahdlatul Ulama (NU) mengunjungi markas FPI, kediaman Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab, di Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mereka adalah dzurriyah muassis NU dari Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Mbah Bisri.
“Kita harus perkuat ukhuwah. Hari ini kita saksikan, kepentingan politik dan kekuasaan sudah merobek-robek keutuhan umat, termasuk keutuhan antaranak bangsa. Kita diskusi panjang lebar dengan tokoh-tokoh FPI bagaimana membangun kebersamaan dalam menjaga NKRI,” kata H Agus Solachul A’am Wahib, atau kerap disapa Gus A’am Wahib, Selasa (4/12/2018).
Gus A’am Wahib mengungkapkan, sambutan keluarga besar Habib Rizieq sangat luar biasa. Semangat perjuangannya juga luar biasa, semangat persatuannya patut diapresiasi, semangat NKRI-nya tak diragukan lagi.
“Kami mendapatkan banyak komitmen sinergitas perjuangan. Kalau selama ini FPI dianggap terlalu keras, ekstrem kanan, itu semua salah persepsi. FPI memiliki komitmen perdamaian yang tinggi. Di samping itu, secara amaliah, FPI itu sama dengan NU, Islam Ahlussunnah waljamaah. Bedanya, mereka berani bicara lantang di depan penguasa. Itu saja. Dan ini memang diperlukan,” jelasnya.
Gus A’am menuturkan, pihaknya juga menceritakan kepada keluarga Habib Rizieq, bahwa dzurriyah muassis NU ini sedang berjuang untuk mengembalikan NU ke perjuangan awal, kembali ke khitthah, karena hari ini, NU sudah terperosok ke jurang politik praktis, bahkan pragmatis.
“Ini juga kami sampaikan. Bahwa kami (dzurriyah muassis) tidak rela NU menjadi ‘jarang kepang’ politik. NU sekarang, diakui atau tidak, sudah terkooptasi kekuasaan. Dengan begitu, membenahi NU harus juga mengubah kekuasaan. Tanpa itu, sulit. Di sinilah kami sampaikan alasan mengapa kami bentuk Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) untuk kemenangan Prabowo-Sandi,” tegasnya.
Selain Gus A’am. turut hadir juga, Gus Irfan Yusuf Hasyim, Gus Rozaq, Gus Wachid Muin, KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’i, KH Imron Rosyadi Jom bang, KH Rhozi Shihab, Gus Faisol, Gus Yahya, dll.
“Kami sangat berterima kasih kepada Habib Ja’far dan Habib Abdurahman. Karena melalui beliau dzurriyah muassis NU bisa ‘nyambung’ dengan keluarga besar Habib Rizieq Syihab, bisa komunikasi dengan tokoh-tokoh FPI. Bahkan, dengan itu pula, kami bisa mengikuti acara reuni alumni 212 dengan khidmat,” ujar Gus A’am.
Duta.co
(ameera/arrahmah.com)