RIYADH (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan Riyadh masih belum tahu di mana jenazah jurnalis Jamal Khashoggi berada, mengklaim pembunuhan tersebut sebagai “operasi nakal” dan “kesalahan besar”.
Berbicara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News pada Ahad (21/10/2018), Adel Al-Jubeir mengatakan pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul tiga pekan lalu adalah “tragedi yang mengerikan”, dan mengklaim Putra Mahkota Mohammad bin Salman tidak ada hubungannya dengan itu, lansir Al Jazeera.
Al-Jubeir mengatakan Khashoggi didekati oleh “tim keamanan Saudi” ketika dia memasuki konsulat pada 2 Oktober. Dia menambahkan bahwa laporan tim tentang apa yang terjadi setelah itu, berbeda dari pejabat Turki, yang mendorong Saudi untuk melakukan penyelidikan.
“Dia dibunuh di konsulat. Kami tidak tahu bagaimana rinciannya. Kami tidak tahu di mana jenazahnya berada,” klaimnya.
“Kami bertekad untuk mengungkap setiap hal… Kami bertekad untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini,” lanjutnya.
Pergeseran narasi
Saudi telah meletakkan berbagai versi berbeda dari keadaan di sekitar penyebab kematian Khashoggi, kolumnis Washington Post dan seorang yang sering mengkritik kekuasaan pangeran Saudi Mohammad bin Salman.
Al-Jubeir adalah pejabat senior Saudi pertama yang berbicara sejak Saudi mengakui kematian Khashoggi pada Sabtu (20/10), setelah lebih dari dua minggu menyangkal bahwa Khashoggi terbunuh di dalam konsulatnya di Istanbul, Turki.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Saudi mengklaim pria berusia 59 tahun itu tewas dalam “perkelahian”.
Penjelasan itu menandai perubahan tajam oleh Saudi yang selalu mengklaim bahwa Khashoggi telah meninggalkan konsulat tak lama setelah dia masuk. Ini juga bertentangan dengan informasi yang bocor dari sumber keamanan Turki yang menyebutkan bahwa Khashoggi disiksa, dibunuh dan dimutilasi di dalam gedung.
Pengakuan Saudi muncul di tengah meningkatnya tekanan terhadap Riyadh.
Delapan belas orang ditahan atas pembunuhan itu, ujar kerajaan. Mereka juga mengumumkan pemecatan dua pembantu utama Mohammad bin Salman, serta tiga pejabat intelijen.
Dalam wawancara dengan Fox News, Al-Jubeir menyebut pembunuhan itu sebagai “kesalahan besar dan serius” dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Khashoggi. (haninmazaya/arrahmah.com)