BAGHDAD (Arrahmah.com) – Seorang anak laki-laki Irak yang diyakini berusia 14 tahun ditikam sampai tewas di dekat rumahnya di ibukota Irak Baghdad, dalam serangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang yakin bahwa dia adalah gay.
Serangan yang menimpa Hamoudi al-Mutairi ini muncul secara mengejutkan. Sekelompok pemuda yang menyerangnya, mengejek perilaku Hamoudi sebagai perilaku yang dilakukan oleh hewan, bukan manusia.
Video, yang dibagikan secara luas di media sosial, menunjukkan Hamoudi tergeletak di tanah setelah ditikam berulang kali di perut.
Sebelumnya dibunuh, Hamoudi memposting gambar yang menantang stereotip gender, lansir Kurdistan24 kemarin (12/10/2018). Menurut beberapa laporan media, Mutairi telah dalam perjalanan pulang di lingkungan Yarmouk di Baghdad ketika penyerangnya, dalam pengejaran, menangkap remaja itu dan mulai berulang kali menikamnya.
Otoritas Irak belum mengomentari pembunuhan itu.
Pembunuhan Hamoudi al-Mutairi menyusul kematian empat wanita Irak berprofil tinggi yang telah mengumpulkan banyak pengikut di media sosial.
Pada bulan Agustus, ahli bedah plastik Rafif al-Yasiri, yang dikenal sebagai “Barbie of Iraq”, meninggal dalam keadaan misterius. Wanita berusia 32 tahun itu mengelola klinik bedah plastik di Baghdad dan dikenal sebagai seorang aktivis.
Rasha al-Hassan, pendiri Pusat Kecantikan Viola, ditemukan mati seminggu kemudian di rumahnya.
Polisi belum menyimpulkan penyebab kematian mereka, namun kekhawatiran telah dikemukakan bahwa mereka dibunuh karena menentang norma-norma konservatif tentang gender dan seksualitas.
Pengusaha perempuan Soad al-Ali terbunuh seminggu kemudian, ketika dia ditembak beberapa kali saat bepergian di kota selatan Basra.
Hanya dua hari kemudian, selebritis Instagram Tara Fares ditembak mati di Baghdad. Korban berusia 22 tahun itu mengklaim dirinya sebagai ikon perempuan yang berani mengekspresikan dirinya secara online. Ia memiliki lebih dari 2,7 juta pengikut di akun Instagram-nya.
Warga Irak yang dianggap lesbian, gay, biseksual, atau transgender, terutama laki-laki yang tampak banci, sering menjadi sasaran di Baghdad dan Irak pada umumnya. Secara berkala, jumlah serangan telah meningkat secara dramatis, terutama pada tahun 2009 dan kemudian pada tahun 2012. (Althaf/arrahmah.com)