NEW YORK (Arrahmah.com) – Surat kabar “Israel” Maariv mengungkapkan pertemuan rahasia antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pemimpin dan pejabat Arab di New York, di sela-sela Majelis Umum PBB.
Penulis “Israel”, Yossi Melman, mengungkapkan ucapan Menteri Komunikasi, Ayoob Kara, ketika dia dalam sebuah upacara pada Jumat di New York bahwa Netanyahu secara diam-diam bertemu dengan para pemimpin Arab.
Melman mengatakan bahwa Netanyahu tidak hanya bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi tetapi malah bertemu dengan para pemimpin Arab lainnya yang memuji “keterampilan kepemimpinannya”.
Situs “Israel” i24News mengutip Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi yang mengatakan kepada Netanyahu dalam pertemuan mereka pada Jumat di New York bahwa dia “percaya dan bergantung padanya.”
Kedua belah pihak telah bertemu di sela-sela sesi ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Menurut situs “Israel”, Netanyahu meminta Al-Sisi untuk menekan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai Jalur Gaza.
Dia menunjukkan bahwa: “Pertemuan antara Netanyahu dan Al-Sisi diadakan dalam suasana yang ramah di mana kedua pemimpin saling bertukar pandangan tentang hal-hal yang menjadi kepentingan bersama.”
Pemerintah Mesir sebelumnya mengatakan bahwa: “Al-Sisi dengan Netanyahu membahas cara-cara untuk membangun proses perdamaian antara Palestina dan (Israel).”
Menurut surat kabar Libanon Al-Akhbar, sumber mengungkapkan bahwa Al-Sisi mengusulkan kepada Netanyahu bahwa Mesir menjadi tuan rumah negosiasi tentang apa yang dikenal di media sebagai “Kesepakatan Abad Ini”. Surat kabar itu juga mengatakan bahwa pertemuan itu juga mencakup permintaan “Israel” untuk mengadakan konferensi resmi lainnya di Kairo dan Sharm El Sheikh segera.
“Israel” menganggap hubungan dengan rezim Al-Sisi sebagai yang terbaik dengan rezim Arab lainnya, dan mereka mencapai apa hubungan dengan pemerintah Mesir sebelumnya tidak datang sebelumnya. Dikatakan bahwa koordinasi keamanan antara mereka mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama tentang Sinai, di mana ada operasi militer yang ganas terhadap kelompok-kelompok bersenjata.
(fath/arrahmah.com)