IDLIB (Arrahmah.com) – Pejuang oposisi pro-Turki pada Ahad (30/9/2018) mulai menarik diri dari wilayah di Suriah utara di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Ankara dan Moskow untuk mencegah serangan militer besar-besaran pada kubu oposisi, ujar laporan kelompok pemantau.
Pejuang dari kelompok Failaq Asy-Syam mulai keluar dari daerah di pedesaan selatan Aleppo dan pinggiran barat kota Aleppo bersama senjata berat, termasuk tank dan meriam, ujar Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, seperti dilansir Zaman Alwasl.
Munduranya mereka sejalan dengan rencana yang telah disepakati bulan ini antara sekutu rezim Asad, Rusia, dan pejuang yang didukung Turki yang diklaim bertujuan untuk mencegah serangan skala besar oleh rezim Asad di provinsi Idlib dan wilayah sekitarnya, termasuk mendirikan zona demiliterisasi.
Failaq Asy-Syam memiliki sekitar 8.500 sampai 10.000 pejuang yang merupakan bagian dari aliansi yang didukung Turki yang dikenal sebagai Front Pembebasan Nasional (NLF), lanjut SOHR.
NLF dibentuk pada bulan Agustus dan merupakan gabungan kelompok-kelompok seperti Ahrar Syam dan Nuruddin Al-Zinki serta faksi pejuang lainnya yang didukung Turki.
Aliansi lainnya, Hai’ah Tahrir Syam (HTS) yang dipimpin oleh faksi Jabhah Fath Syam, menguasai sekitar 60 persen dari wilayah Idlib dan NLF mengontrol sisanya. Mereka juga aktif di beberapa bagian di provinsi Aleppo, Hama dan Latakia.
“Ini adalah kelompok palung kuat kedua di Suriah utara dalam hal peralatan militer dan yang ketiga terbesar dalam jumlah pejuang,” ujar Rami Abdurrahman, Direktur SOHR. (haninmazaya/arrahmah.com)