IDLIB (Arrahmah.com) – Kepala badan pertahanan sipil, White Helmets mengatakan organisasinya telah terkena tuduhan palsu dan tuduhan karena perannya sebagai saksi atas pembantaian yang sedang berlangsung di Suriah yang dilanda perang.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu, Raed Salah mengatakan White Helmets menyambut dukungan keuangan dari negara atau organisasi manapun asalkan dana tersebut tidak bermotif politik.
“Di akhir 2012, beberapa wilayah di Suriah telah jatuh ke tangan rezim. Ketika pasukan rezim mulai melumpuhkan pemukiman sipil dan melakukan serangan, ada kebutuhan bagi kelompok untuk menyelamatkan warga sipil dari serangan-serangan ini,” ujarnya seperti dilansir Zaman Alwasl pada Sabtu (29/9/2018).
Menurut Salah, nama agen pertahanan sipil yang dikepalai olehnya berasal dari helm yang dipakai oleh anggotanya selama operasi penyelamatan.
Ia mengatakan anggota White Helmets mencapai 4.300 relawan pada akhir tahun 2017. Namun demikian, mereka hanya dapat beroperasi di daerah-daerah tertentu di mana mereka diizinkan.
“Rezim menunjuk kami sebagai kelompok teror, kami tidak bisa beroperasi di daerah-daerah yang berada di bawah kontrol mereka. Kami telah berulangkali diancam [oleh rezim],” lanjutnya.
“Juga, kami tidak bisa beroperasi di wilayah yang dikuasai YPG/PKK,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa relawannya ditangkap oleh YPG/PKK pada tahun 2015.
“Mereka menyita ambulans dan peralatan penyelamatan kami di Afrin,” ujarnya.
Salah mengatakan bahwa badan pertahanan sipil hanya dapat beroperasi di daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Suriah utara dan zona Perisai Eufrat.
“Selain operasi penyelamatan, White Helmets juga melakukan intervensi untuk memadamkan api, memecahkan masalah air dan listrik dan membantu pembersihan puing.”
Didirikan pada tahun 2013, White Helmets dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2016.
Di tahun 2013, anggota badan pertahanan sipil dilatih oleh Asosiasi Pencarian dan Penyelamatan Turki, AKUT.
Sumber dana
Salah mengatakan White Helmets menerima dukungan keuangan dari negara atau organisasi manapun dengan syarat bahwa dana tersebut tidak bermotif politik.
“Kami menyambut baik dukungan dan bantuan dari semua orang yang ingin mendukung rakyat Suriah. Kami tidak memiliki keberatan. Satu-satunya syarat kami bukanlah agenda politik atau militer yang dibebankan kepada kami.”
Salah mengatakan organisasi tersebut didukung beberapa negara seperti Qatar, Inggris, AS, Belanda, Denmark dan Jerman.
“Kami menandatangani perjanjian dengan Perancis. Bulan Sabit Merah Turki dan IHH juga mendukung kami.”
Kepala White Helmets tersebut menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mendapatkan dukungan keuangan dari “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.com)