SANA’A (Arrahmah.com) – Human Rights Watch (HRW) mengatakan pemberontak Syiah Houtsi Yaman telah melakukan penyiksaan, penyanderaan dan pelanggaran serius lainnya terhadap orang-orang yang berada dalam tahanan mereka.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di New York dalam laporan yang dirilis pada Selasa (25/9/2018) mengatakan bahwa mereka mendokumentasikan 16 kasus penahanan ilegal, sebagian besar untuk memeras uang dari kerabat atau untuk menukar mereka dengan orang-orang yang ditawan oleh pasukan lawan, lansir Al Jazeera.
“Pejabat Houtsi telah memperlakukan tahanan secara brutal, seringkali dengan siksaan,” ujar HRW, menambahkan bahwa mantan tahanan menjelaskan bagaimana mereka dipukul dengan tongkat besi, tongkat kayu dan senapan.
Dikatakan bahwa para tahanan dibelenggu ke tembok, dicambuk, dan diancam dengan perkosaan, ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum perang dan kejahatan perang.
Mantan tahanan juga menjelaskan kondisi mengenaskan dalam tahanan Houtsi: sangat kotor, akses yang sangat terbatas untuk ke toilet, yang menyebabkan beberapa orang buang air besar di dalam celananya sendiri, dan kurangnya makanan dan perawatan kesehatan.
“Beberapa pejabat Houtsi mengeksploitasi kekuatan mereka untuk menghasilkan keuntungan melalui penahanan, penyiksaan dan pembunuhan,” ujar Direktur HRW Timur Tengah, Sarah Leah Whitson.
Asosiasi Ibu dari para tahanan, sebuah kelompok yang dijalankan oleh wanita Yaman yang mengadvokasi kerabat sipil mereka yang ditangkap atau menghilang, mengirim 10 kasus ke HRW di mana pejabat Houtsi meminta uang sebagai syarat untuk pembebasan tahanan.
Sembilan keluarga telah memberikan bayaran, namun Houtsi hanya membebaskan tiga pria, termasuk satu orang yang ditukar dengan militan Houtsi yang berada dalam tahanan pemerintah Yaman.