MESIR (Arrahmah.com) – Demonstrasi yang menuntut dibebaskannya muallaf yang disekap gereja ge;ar kembali pada hari Sabtu (7/5/2011). 500 kelompok Salafi berkumpul di depan Gereja Santo Mina di pinggiran kota Kairo menuntut untuk mengambil hak asuh dari seorang wanita yang mereka katakan telah masuk Islam.
Sebuah “pertempuran” teriakan pun terjadi antara penjaga gereja dengan para Islamis. Bermula dari konflik yang sifatnya pernyataan itu, kemudian berkembang menjadi konfrontasi fisik di mana kedua belah pihak terlibat baku tembak, saling lempar bom molotov dan batu.
Setidaknya enam orang tewas dan 110 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut .
Perselisihan ini merupakan tantangan bagi penguasa militer Mesir yang berusaha untuk memulihkan hukum dan ketertiban setelah Presiden Hosni Mubarak dipaksa untuk turun dalam sebuah pemberontakan rakyat di bulan Februari lalu.
Pihak berwenang mengerahkan sejumlah besar tentara dan polisi, yang didukung oleh kendaraan lapis baja, ke daerah tersebut. Tentara melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan gas air mata untuk memisahkan kedua belah pihak, kata saksi mata.
Menurut kantor berita MENA, sumber keamanan menyebutkan korban tewas berjumlah enam orang dan mengatakan 110 orang telah terluka. Direktur departemen kesehatan di provinsi Giza, Abdel-Halim al-Behairi mengatakan lima orang telah meninggal dan 54 terluka, dan tiga dari yang terluka dalam kondisi serius.
Grand Mufti Mesir Ali Jumaa, seorang tokoh senior Islam, menyerukan kedua belah pihak untuk tenang. “Semua orang Mesir harus saling bahu dan mencegah perselisihan,” katanya seperti dikutip MENA. (rasularasy/arrahmah.com)