DHAKA (Arrahmah.com) – Bangladesh tidak memiliki rencana untuk menampung ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya secara permanen, kata menlu Bangladesh pada Rabu (12/9/2018), menambahkan bahwa mereka “milik” Myanmar.
Sekitar 700.000 pengungsi Rohingya menyeberang dari barat Myanmar yang dihuni mayoritas beragama Budha ke Bangladesh mulai Agustus tahun lalu, menurut badan-badan PBB, ketika serangan gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar yang ganas.
Bangladesh dan Myanmar mencapai kesepakatan pada bulan November untuk memulai repatriasi dalam waktu dua bulan, tetapi belum dimulai, dengan warga negara Rohingya yang masih melintasi perbatasan.
“Tidak pernah terpikirkan oleh kami untuk mengasimilasi mereka di Bangladesh. Mereka milik Myanmar,” kata Shahidul Haque kepada Reuters di sela-sela Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN di Hanoi.
Dia juga meminta negara-negara maju untuk menerima lebih banyak Rohingya berdasarkan basis kemanusiaan.
Rohingya akan tinggal di kamp-kamp pengungsi sampai mereka kembali ke Myanmar atau dimukimkan di negara lain, kata Haque.
Peneliti AS bulan lalu mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan geng Rohingya dengan “niat genosida”, dan bahwa panglima tertinggi dan lima jenderal harus dituntut atas kejahatan berat di bawah hukum internasional.
Myanmar membantah tuduhan ini dengan mengatakan militernya melakukan tindakan yang dapat dibenarkan terhadap “militan”.
Rohingya di Bangladesh ditampung di kamp-kamp di Cox’s Bazar. Dengan penundaan dalam rencana pemulangan, Bangladesh telah menyiapkan rumah baru di sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char, yang menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia bisa menjadi sasaran banjir.
Haque mengatakan kepada Reuters bahwa pulau itu akan siap dalam beberapa bulan bagi Rohingya untuk pindah. Ia menambahkan bahwa rencana untuk menampung Rohingya hanya sementara.
Perdana Menteri Bangladesh bulan ini mendesak komunitas global untuk meningkatkan tekanan pada Myanmar untuk memastikan pemulangan Rohingya. (Althaf/arrahmah.com)