(Arrahmah.com) – Jumlah orang yang menderita kelaparan di seluruh dunia telah meningkat lagi untuk tahun ketiga berturut-turut, dengan sebagian besar menunjuk jari pada perubahan iklim yang mendatangkan malapetaka pada produksi tanaman di banyak negara berkembang, PBB mengatakan pada Selasa (11/9/2018).
Badan PBB mengatakan dalam laporan tahunan bahwa jumlah orang yang kelaparan menghadapi kekurangan pangan kronis meningkat menjadi 821 juta pada tahun 2017 dari 804 juta di tahun 2016. Amerika Selatan dan Afrika menunjukkan peningkatan terburuk, lansir AP.
“Pesan hari ini seharusnya menakut-nakuti dunia,” ujar David Beasley, kepala Program Pangan Dunia (WFP).
Beasley mengatakan perubahan iklim serta konflik telah memicu kenaikan malnutrisi global.
“Dampak iklim itu nyata,” ujarnya.
Analisis dalam laporan menemukan bahwa variabilitas iklik-kekeringan ekstrim dan banjir-sudah merusak produksi gandum, beras dan jagung di daerah tropis dan subtropis, dan bahwa tren ini diperkirakan akan memburuk karena suhu meningkat dan menjadi lebih ekstrim.
Dengan kelaparan meningkat untuk tiga tahun terakhir, laporan menyeru para pembuat kebijakan untuk menargetkan kelompok yang paling rentan terhadap malnutrisi, termasuk bayi, anak-anak, gadis remaja dan wanita. Juga diserukan upaya yang lebih besar untuk mempromosikan kebijakan yang membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim dan membangun ketahanan.
Pada saat yang sama dengan kelaparan yang meningkat secara global, tingkat obesitas dewasa juga ikut meningkat, yang paling signifikan di Amerika Utara. Baik yang kekurangan gizi maupun obesitas dapat berada di rumah yang sama, ujar laporan itu. (haninmazaya/arrahmah.com)