WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS Donald Trump mengatakan dia merasa secara pribadi dikecewakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan atas penolakannya untuk melepaskan seorang pendeta evangelis Amerika setelah Washington membantu membebaskan seorang warga Turki yang ditahan Israel.
“Saya kecewa padanya,” kata Trump pada 30 Agustus dalam wawancara Oval Office dengan Bloomberg News, setelah awalnya menolak berkomentar.
“Saya mengembalikan seseorang untuknya,” kata Trump. “Saya sanagt kecewa padanya, tetapi kami akan melihat bagaimana semuanya berjalan.”
Hubungan antara Ankara dan Washington berada dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya atas penahanan lanjutan dari pendeta Amerika, Andrew Brunson.
Penahanan lanjutan Brunson telah menjadi halilintar =dalam hubungan yang sudah tegang antara Turki dan AS, yang menyebabkan Washington menampar sanksi ekonomi dan politik pada sekutu NATO-nya.
Brunson, yang telah tinggal di Turki selama lebih dari dua dekade, dituduh membantu para pendukung Fethullah Gulen yang dinilai Ankara mengatakan mendalangi upaya kudeta tahun 2016 di mana 250 orang terbunuh.
Dia juga dituduh mendukung PKK, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki dan AS.
Pendeta ini dipindahkan dari penjara ke tahanan rumah pada 25 Juli.
Pada 17 Agustus, pengadilan pidana di provinsi barat İzmir menolak permohonan agar Brunson dibebaskan dari tahanan rumah selama persidangannya atas tuduhan terorisme.
Sidang berikutnya sebagai bagian dari persidangan dijadwalkan pada 12 Oktober.
Turki membantah laporan media bahwa kesepakatan telah disetujui antara Turki dan AS untuk pembebasan warga Turki Ebru Özkan, yang ditangkap di Israel pada 11 Juni dari penjara Israel sebagai imbalan pembebasan Brunson.
Özkan, yang dibebaskan oleh pengadilan Israel yang menunggu persidangan, kembali ke Turki pada 16 Juli. (Althaf/arrahmah.com)