WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pasukan AS di Irak akan tetap berada di sana “selama diperlukan” untuk memastikan Negara Islam tidak mendapatkan kembali kekuatan dan untuk membantu upaya stabilisasi Irak, juru bicara utama untuk AS dan upaya koalisi mengatakan pada Minggu (19/8/2018).
Para “penasihat” AS sekarang membantu pasukan keamanan Irak dalam membersihkan sisa-sisa ISIS yang tersisa di Irak, khususnya di provinsi Anbar, dimana kantong kecil organisasi ini masih menargetkan infrastruktur lokal.
AS dan pasukan koalisi juga terlibat dalam upaya stabilisasi, termasuk membantu pemukiman kembali warga sipil Irak yang sebelumnya mengungsi dan menggunakan sumber daya logistik dan perencanaan militer yang luas untuk membantu mendapatkan infrastruktur sipil.
Kolonel Angkatan Darat AS Sean Ryan, juru bicara Operation Inherent Resolve, mengatakan selama konferensi pers di Abu Dhabi bahwa upaya tersebut akan dilanjutkan dan stabilisasi adalah “salah satu alasan mengapa kami akan mempertahankan kehadiran kami (di Irak),” lapor Reuters.
Pada Senin (20/8), juru bicara Pentagon Kolonel Angkatan Darat Rob Manning mengulangi komentar tersebut, mengatakan 5.200 anggota layanan yang dilaporkan AS di Irak, dan 2.000 di Suriah akan tetap tidak berubah. Pentagon tidak melaporkan secara terbuka berapa banyak pasukan yang sebenarnya diperhitungkan di salah satu negara, mengatakan bahwa perhitungan tersebut akan membahayakan pasukan.
“Kehadiran koalisi dirancang untuk memenuhi persyaratan dukungan mitra kami. Kami memiliki apa yang kami butuhkan dan kami akan mengambil kekuatan dari lapangan ketika pekerjaan selesai,” kata Manning kepada wartawan di Pentagon, Senin (20/8).
Misi militer di Irak sekarang diarahkan oleh pemerintah Irak, yang meminta pasukan NATO tambahan untuk membantu dalam pelatihan awal tahun ini. NATO menyetujui permintaan itu pada Juli dan mengirim 500 pasukan yang akan dipimpin oleh seorang jenderal dari Kanada. (Althaf/arrahmah.com)