BRUSSEL (Arrahmah.com) – Betul Baslik, seorang Muslimah lulusan layanan sosial dan pedagogi asal Turki, ditolak magang oleh sebuah rumah pensiunan Belgia karena mengenakan jilbab.
Lahir dan dibesarkan di Belgia, Baslik mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia baru saja diterima untuk melanjutkan gelar masternya di Vrije University Brussels, dan dia telah didorong sebagai siswa yang sukses oleh gurunya selama seluruh kehidupan akademiknya di lingkungan yang positif.
Baslik menuuturkan bahwa dirinya melamar magang di sebuah rumah pensiunan di kota Leopoldsburg di provinsi Limburg untuk mendapatkan pengalaman di bidangnya, dan wawancaranya berjalan dengan sangat baik.
“Seorang wanita saat wawancara mengatakan kepada saya bahwa dia harus memanggil pejabat kotamadya untuk melihat apakah jilbab saya akan baik-baik saja atau tidak,” tutur Baslik.
“Pejabat di kotamadya mengatakan saya tidak akan dipekerjakan jika saya memakai jilbab, tapi saya bisa dipekerjakan jika saya melepas jilbab.”
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak akan melepaskan keyakinan agama saya dan saya tidak akan melepaskan jilbab saya, dan saya tidak diberi pekerjaan itu,” ujar Baslik.
Dia menegaskan, dirinya telah menyelesaikan pendidikan yang dibutuhkan untuk magang, dan menurutnya itu sudah cukup.
“Saya hanya ingin memiliki hak yang sama dengan warga negara manapun di negara ini,” tandasnya.
“Saya merasa mereka tidak memberi saya hak yang sama seperti warga Belgia lainnya, dan saya merasa bahwa mereka mengabaikan saya dan orang-orang seperti saya.”
“Jika sebuah negara Eropa berbicara tentang kebebasan, semua orang harus memiliki hak yang sama,” tegas Baslik.
Baslik, yang menerima pendidikan bahasa di Irlandia, pergi ke Denmark sebagai siswa pertukaran pelajar dan pernah magang di Malaysia, bisa berbicara bahasa Flemish Belanda, Inggris, Perancis, dan Turki.
(ameera/arrahmah.com)